Ilustrasi: Penyaluran kredit UMKM. (Foto: Istimewa)
Oleh Ryan Kiryanto, Ekonom dan Co-Founder Institute of Social, Economic and Digital/ISED
KEJATUHAN sejumlah bank di Amerika Serikat (AS) dan Eropa telah menyadarkan kembali pemikiran kalangan perbankan untuk memberikan perhatian lebih kepada upaya mengelola risiko kredit yang lebih mumpuni. Kesadaran untuk mengelola risiko kredit menjadi semakin penting bertepatan dengan akan dinormalisasikannya kebijakan relaksasi restrukturisasi kredit.
Maklum, ketidakpastian ekonomi yang masih berlangsung terus menjadi tantangan bagi bank dalam menilai kualitas kredit, terutama yang terkait dengan sektor-sektor ekonomi yang rentan. Praktik perkreditan yang prudent memungkinkan bank mengidentifikasi setiap potensi kenaikan risiko kredit secara konsisten dan tepat waktu, sehingga membentuk bagian integral dari manajemen risiko kredit.
Poin Penting Danantara Indonesia dan BP BUMN mengerahkan 1.066 relawan serta 109 armada truk melalui… Read More
Poin Penting Komdigi ajukan delisting delapan aplikasi yang diduga menyalahgunakan data nasabah pembiayaan kendaraan bermotor… Read More
Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More
Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More
Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More
Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More