Jakarta – Kehadiran open finance menjadi sebuah keniscayaan dalam mempercepat transformasi digital di sektor perbankan Tanah Air. Sebab, teknologi ini memungkinkan bank melakukan digitalisasi layanan yang terjamin keamanannya.
Head of Operations PT Brick Keuangan Inklusif Donnie Silalahi mengatakan, open finance memiliki masa depan yang cerah di Indonesia menyusul Bank Indonesia telah mendorong penerapannya melalui standar nasional Open API Pembayaran (SNAP).
Baca juga: Penerapan Open Banking 2025 Bersifat Mandatory?
“Bank Indonesia sudah memiliki roadmap-nya sendiri mengenai open finance dan saat ini sudah banyak open banking API di Indonesia,” kata Donnie, dalam acara Brick Press Conference, Kamis (5/10).
Ia mengatakan, di luar negeri sendiri open finance sudah banyak dipergunakan dalam industri sektor perbankan yang menyangkut semua transaksi pembayaran.
“Jadi, misalnya di luar negeri itu ada proses inisiasi pembayaran. Di mana, kalau kita mau bayar sesuatu tinggal lihat informasi bayarnya terus pindah ke aplikasi bank baru kemudian di transfer. Di sana, sudah ada teknologi langsung connect, jadi tidak perlu pindah-pindah aplikasi,” terangnya.
Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu roadmap dari Bank Indonesia. Kebijakan SNAP sebagai salah satu inisiatif utama Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025) bertujuan untuk menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif.
Lalu, mendorong integrasi, interkoneksi, interoperabilitas, serta keamanan dan keandalan infrastruktur sistem pembayaran dan eningkatkan praktik pasar (market practice) yang sehat, efisien, dan wajar dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Adapun Brick sebagai platform penyedia pembayaran bisnis dan agregasi data financial berbasis Open Finance API ke depannya pun turut mengembangkan open finance di Tanah Air.
“Pasti ke depannya kita bakalan mengadopsi open finance dalam layanan produk yang ditawarkan kepada pengguna,” terangnya.
Baca juga: Miliki Ekositem Loyal, BPR Dinilai Akan Mudah Terapkan Digitalisasi
Target Transaksi USD2,5 Miliar
Di lain sisi, Brick melalui layanannya BrickPay telah membantu bisnis di Indonesia memproses pembayaran sekitar USD200 juta per tahun. Jumlah tersebut diharapkan akan meningkat pada akhir tahun 2024 sebesar USD2,5 miliar per tahun.
“Target kami di akhir tahun 2024, semua transaksi yang masuk ke BrickPay akan menghasilkan angka senilai USD2,5 miliar,” jelasnya.
Diketahui, layanan BrickPay sendiri membantu proses pengiriman uang ke banyak tujuan sekaligus dengan satu klik. Fitur-fitur andalannya termasuk tautan pembayaran dengan pengingat otomatis; perhitungan dan pencairan gaji sekali klik, serta pencairan massal. (*)
Editor: Galih Pratama