Jakarta–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpapar risiko penurunan perdagangan sejak awal pekan karena meningkatnya harapan kenaikan suku bunga di bulan Desember. Ini memicu arus keluar modal dar Pasar Berkembang.
Rupiah juga rentan mengalami sedikit penurunan terhadap Dolar AS (USD) karena investor masih mencerna situasi terkait terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS. (Baca juga: Pasar Keuangan RI Tunggu Kepastian Kebijakan Trump)
Walaupun Pasar Berkembang berpotensi semakin melemah di jangka pendek berkaitan dengan kemenangan Trump, Research Analyst Forex Times, Lukman Otunuga mengatakan, prospek perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini secara umum masih tetap menjanjikan.
“Perlu kita perhatikan bahwa Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak enam kali di tahun 2016 demi memacu permintaan domestik dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Suku bunga 7-day repo saat ini adalah 4,75%. Optimisme terhadap dampak positif jangka panjang dari Program Amnesti Pajak terhadap ekonomi Indonesia masih terus meningkat. Hasil fase kedua yang menggembirakan mungkin dapat memulihkan ketertarikan investor terhadap Rupiah dan IHSG,” terang Lukman dalam risetnya di Jakarta, Selasa, 22 November 2016.
Ia sendiri menjelaskan, apresiasi USD yang mengguncang pasar telah membuktikan bahwa kemenangan Trump dan meningkatnya harapan kenaikan suku bunga AS di bulan Desember dapat menjadi pondasi bagi investor bullish untuk menyerang tanpa ampun.(Selanjutnya: Ekonomi AS Diprediksi membaik)