Mengingat optimisme semakin tinggi bahwa para produsen minyak dunia akan bahu membahu mengatasi masalah oversuplai, harga minyak dapat semakin meningkat dan selera risiko serta saham global pun dapat menguat di jangka pendek.
“Walaupun harga minyak memantul hebat, masih ada kekhawatiran apakah kesepakatan pemangkasan produksi ini akan dapat dipatuhi oleh seluruh anggota OPEC dan non-OPEC atau tidak,” kata Lukman di Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.
(Baca juga: Harga Minyak Mentah Semakin Tergelincir)
Sayangnya lanjut Lukman kesepakatan ini tidak mengikat secara hukum dan tidak ada penalti apa pun apabila ada pihak yang melanggar, sehingga wajar apabila ada keraguan apakah para anggota kartel akan memenuhi komitmennya.
Pelanggaran kesepakatan ini dapat menekan harga minyak di jangka menengah dan panjang. Investor bearish juga akan sangat memperhatikan reaksi produsen minyak serpih (shale oil) As terhadap peningkatan harga minyak. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta — Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mencatat, penggunaan QRIS di Jawa Tengah… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More