Menanti Data Pertumbuhan Ekonomi China

Menanti Data Pertumbuhan Ekonomi China

oleh Agung Galih Satwiko

 

PASAR saham Asia hari Senin 18 Januari 2016 umumnya ditutup melemah mengikuti turunnya harga minyak, kecuali pasar saham China yang sedikit menguat akibat pengumuman dari PBOC dan aksi beli saham yang harganya sudah jatuh dalam. Indeks Nikkei -1,12%, Hang Seng -1,45%, Shanghai Composite +0,44%, CSI 300 index +0,38%, Kospi Korsel -0,02% dan Singapore STI -1,44%.

Sedangkan dari Pasar Eropa ditutup melemah dengan volume perdagangan yang rendah. Investor Eropa mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi China di samping isu harga minyak yang terus turun. FTSE 100 Inggris -0,42%, DAX Jerman -0,25%, CAC 40 Perancis -0,49% dan IBEX 35 Spanyol -0,85%. Sementara pasar ekuitas US libur (Martin Luther King’s day). Meskipun demikian, US stock futures yang merupakan indicator pasar saham US tetap diperdagangkan, dan menunjukkan penurunan tipis di ketiga bursa utama US. Pagi ini pasar Asia dibuka mixed. Nikkei naik 0,24% dan Kospi Korsel turun 0,34% (08.15 WIB).

PBOC kemarin mengumumkan kebijakan bahwa offshore bank yang beroperasi di Hongkong yang memperdagangkan Yuan offshore (CNH) diwajibkan menempatkan cadangan modal (reserve requirement) di PBOC, mulai tanggal 25 Januari 2016. Besarnya reserve requirement ratio masih belum ditetapkan namun sebagian pelaku pasar memperkirakan besarnya kurang lebih sama dengan yang diberlakukan untuk onshore bank yaitu sebesar 17,5%. Saat ini offshore bank tidak perlu menempatkan cadangan modal di PBOC. Langkah ini akan mengendalikan jumlah Yuan yang diperdagangkan offshore sehingga mengurangi spekulasi dan mengurangi volatilitas. Offshore Yuan diperkirakan akan menguat dengan kebijakan ini. Namun demikian dalam jangka panjang, baik onshore Yuan (CNY) maupun offshore Yuan (CNH) akan melemah sesuai rencana PBOC untuk membawa Yuan lebih dekat ke nilai pasarnya dalam rangka memenuhi syarat sebagai international currency. Hari ini China akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi Q4 2015, pengamat memperkirakan China akan tumbuh 6,9% sepanjang 2015.

Sementara dari Jepang, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda menyatakan bahwa turunnya harga minyak dan menguatnya nilai tukar Yen mengancam pencapaian target inflasi BOJ sebesar 2%. BOJ mengindikasikan akan semakin melonggarkan kebijakan moneternya untuk meningkatkan inflasi.

Harga minyak WTI terus turun dengan isu ekspektasi tambahan supply minyak dari Iran, pasca dicabutnya sanksi internasional. Tambahan supply minyak tanpa didukung penguatan dari sisi demand akibat perlambatan ekonomi membuat harga minyak terus turun. Sebagian pengamat mengatakan bahwa level harga minyak di USD25 per barrel semakin memungkinkan. Harga minyak WTI crude Nymex untuk pengiriman Februari turun 1,2% ke level USD27,07 per barrel. Sementara Brent crude London’s ICE untuk pengiriman Maret turun 0,9% ke level USD28,69 per barrel. Kemarin Oman juga dilaporkan bersedia mengurangi produksi minyak 5% – 10% untuk menstabilkan harga minyak, namun dengan catatan Negara anggota OPEC lainnya juga melakukan hal yang sama.

Pasar SUN melemah menjelang lelang SUN hari ini, yield SUN tenor 10 tahun naik 12 bps ke level 8,66%. Yield SUN tenor 10 tahun telah turun 8 bps sejak akhir tahun lalu yang tercatat sebesar 8,74%. Hari ini akan diselenggarakan lelang SUN, dengan target sebesar Rp12 triliun. IHSG pada penutupan kemarin turun 42,70 poin ke level 4.481,27. Year to date IHSG membukukan penurunan indeks sebesar 2,5% (IHSG akhir tahun lalu sebesar 4.593,00). Asing membukukan net sell sebesar Rp524 miliar sehingga year to date asing telah membukukan net sell sebesar Rp3,08 triliun. Sementara itu, nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp5 ke level Rp13.905 per dolar AS. NDF 1M menguat Rp58 ke level Rp14.045. Persepsi risiko relatif, CDS spread valas 5Y naik tipis 1 bps ke level 256.

Secara umum sentimen pasar kemarin masih di seputar harga minyak yang terus turun, walaupun terdapat penguatan di pasar China akibat rencana penerapan reserve requirement ratio oleh PBOC terhadap offshore bank. Tidak terdapat isu yang signifikan dari US yang kemarin leibur nasional dan dari Eropa. Data yang sangat ditunggu adalah data pertumbuhan ekonomi China yang akan dirilis pagi ini. (*)

Related Posts

News Update

Top News