Jakarta- Industri keuangan syariah khususnya perbankan syariah nasional dinilai memiliki ketahanan yang kuat ditengah pelemahan ekonomi saat pandemi covid-19. Ketahanan likuiditas yang kuat serta risiko pembiayaan yang masih terjaga diharapkan bisa menjadi peran pemulihan ekonomi nasional.
Ekonom Senior yang juga Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2015-2020 Fauzi Ichsan mengatakan, memasuki krisis pandemi Covid-19, perbankan Syariah masih memiliki bantalan modal yang kuat. Hal tersebut tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan syariah di 20,93% hingga Juli 2020.
“CAR perbankan syariah saat ini masih dikisaran 20 persen dan ini tentu di atas batasan kesehatan bank secara industri di 12% hingga 14%,” kata Fauzi Ichsan saat workshop virtual Mandiri Syariah dengan jurnalis di Jakarta, Jumat 25 September 2020.
Tak hanya itu, Fauzi juga menyebut, dikala tren kualitas aset industri jasa keuangan yang meningkat, namun perbankan syariah masih mencatatkan Non Performing Financing (NPF) yang turun dan konsisten. “NPL perbankan umumnya naik, sementara NPF perbankan Syariah kecuali bank Syariah buku 1 turun,” jelas Fauzi.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) yang juga Direktur Utama Mandiri Syariah Toni E.B. Subari juga mengungkapkan pembiayaan perbankan syariah masih mampu tumbuh hingga 10,23% pada Juli 2020. Hal tersebut juga dibarengi dengan permodalan yang kuat.
“Artinya perbankan syariah ini semkain diminati dan masyarakat semkain percaaya kepada perbankan syariah,” kata Toni.
Toni optimis perbankan syariah mampu mengambil peran dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dimana diketahui pertumbuhan ekonomi RI sempat terkontraksi hingga -5,32% di kuartal II-2020. Toni menyebut, langkah nyata tersebut dijalankan Mandiri Syariah melalui penyaluran restrukturisasi pembiayaan miliknya yang sudah menjangkau 29 ribu nasabah.
“Hingga Agustus, pencapaian restrukturisasi kredit kami mencapai 29 ribu nasabah dengan nilai Rp7,1 triliun,” kata Toni.
Toni berharap, perbankan syariah akan terus berperan mendukung perekonomian nasional khususnya untuk pemulihan ekonomi nasional ditengah pandemi covid-19 yang belum usai di Indonesia.