Para pihak mendapat elemen kejutan karena Trump ternyata tampak menujukkan sisi Presidensial sepanjang pidatonya, setelah 40 hari pertama yang bergejolak sejak ia menjabat.
VP of Market Research ForexTime, Jameel Ahmad mengatakan, walaupun pasar AS melemah dan masih belum ada kejelasan mengenai bagaimana Trump akan menjalankan berbagai janji kampanyenya, perubahan nada dari Presiden AS lebih condong pada bagaimana ia tampil di hadapan publik setelah memenangkan pilpres di bulan November dan ia menenangkan investor dengan menyampaikan pesan seputar pentingnya kemitraan dan perdamaian.
Baca juga: Pemerintah Tak Khawatir dengan Kebijakan Donald Trump
“Walau demikian, pesan dasar ‘America First, and Always‘ masih tetap bertahan tapi setidaknya Trump tidak hanya menekankan agenda ekstrem kanannya pada kesempatan ini,” kata Jameel di Jakarta, Kamis, 2 Maret 2017.
Jameel sendiri meyakini bahwa USD akan menguat di jangka pendek, tapi bukan karena pidato Trump melainkan karena para pejabat Federal Reserve (The Fed) terus memberi isyarat pada pasar mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga di bulan November. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Jakarta – Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) baru saja menghelat Securities Crowdfunding Day 2024.… Read More
Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi agar bisa menghindari middle income trap.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More