Jakarta – Pengembangan ekosistem digital kini tengah menjadi sorotan. Lembaga perbankan pun dituntut untuk berpartisipasi dalam pengembangan ekosistem digital tersebut. Namun, salah satu lembaga bank di Tanah Air dengan inovasi teknologi terdepan, DBS Indonesia, menekankan perlunya melihat kebutuhan konsumen dalam pengembangan ekosistem digital oleh perbankan.
“Kalau kita bicara ekosistem. Sekarang ini pertanyaannya gini, apa sih yang sedang dihadapi. Dalam arti gini, kita kalau bicara ekosistem, kita kan berada dalam kolaborasi nih, berada dengan banyak pihak. Nah, kita harus balik lagi tuh kebutuhan mereka apa,” ujar Chief Operating Officer DBS Indonesia Aryo Bimo Notowidigdo, kepada Infobanknews, belum lama ini di Jakarta.
Menurutnya, kebutuhan perusahaan digital seperti startup atau fintech sangatlah beragam. Dan lembaga perbankan perlu menimbang mana kebutuhan yang dapat dipenuhi dan mana yang tidak. Malah, jelas dia, kebutuhan permodalan adalah kebutuhan terakhir yang perbankan perlu penuhi.
“Kalau misalnya kebutuhan mereka modal, mungkin bisa, mungkin tidak. Kebutuhan mereka financing, kebutuhan mereka API, kebutuhan mereka jasa keuangan. Macam-macam kita lihat nih. Maksud saya gini, yang namanya kebutuhan startup/fintech itu kan banyak, tinggal kita lihat nih kebutuhan apa yang bisa kita penuhi. Menurut saya itu kalau kita harus kasih modal, itu justru the last point,” jelasnya. (*) Steven