Keuangan

Media Massa Mengerek Trust Fintech Lending di Publik

Jakarta – Media massa dinilai masih memiliki pengaruh yang kuat dalam membangun trust dan citra sebuah brand. Begitupun bagi pencitraan perusahaan financial technology peer to peer lending (Fintech P2P lending).

Keberadaan media massa masih tetap signifikan meski media sosial kian eksis di Indonesia, dengan jumlah pengguna mencapai 139 juta orang di awal tahun ini. Jumlah media massa di Indonesia saat ini tercatat ada ribuan, dengan 1.700 media sudah terverifikasi di Dewan Pers per Maret 2024.

Kredibilitas dan akurasi media massa masih menjadi poin yang diperhatikan, khususnya bagi brand. Media massa memiliki standar yang membuat produk jurnalistik harus melewati sejumlah penilaian termasuk cover both sides, akurasi, dan verifikasi. Selain itu, media massa juga dinilai memiliki cakupan pembaca yang cukup luas, bukan hanya di medianya saja, tapi juga di media sosialnya.

Riset 2024 Edelman Trust Barometer mengungkap bahwa kepercayaan publik terhadap media di Indonesia cukup tinggi. Indonesia menempati posisi kedua dari 28 negara dengan angka kepercayaan terhadap media, yakni mencapai poin 70 (skala 1-100).

Baca juga: Fintech Induk Usaha Kredit Pintar dan Atome Masuk Daftar NextGen Tech 30

Riset tersebut juga mengungkap bahwa media massa masih menjadi sumber media terpercaya kedua dengan poin 62. Posisi pertama diduduki oleh search engine (66). Di bawah media massa ada owned-media atau media yang dimiliki oleh perusahaan/brand (49) dan media sosial (41). Oleh karenanya, eksistensi di media massa untuk menjaga kepercayaan publik terhadap brand atau perusahaan masih dianggap esensial.

Terkait hal di atas, The Finance member of Infobank Media Group bekerja sama dengan perusahaan riset digital Jangkara Data Lab, sister company dari Binokular Media Monitoring, mengukur performa komunikasi oleh brand perusahaan Fintech Lending atau yang juga dikenal dengan pinjaman online (pinjol) di media massa selama Januari-Mei 2024. Adapun P2P lending yang akan diukur kinerjanya adalah 100 perusahaan yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2024.

Dari riset ini terungkap, bila melihat langsung kepada pemberitaan yang menyebut nama dari P2P lending resmi, sentimen tentang P2P lending tidaklah terlalu buruk. Bahkan, media secara aktif menginformasikan perusahaan P2P lending mana saja yang resmi, sehingga publik tidak masuk jebakan pinjol ilegal.

Isu lain yang banyak disorot media adalah P2P lending yang memiliki atau tidak memiliki debt collector di lapangan. Media pun acap kali memberikan rekomendasi-rekomendasi P2P lending resmi yang bisa diakses oleh masyarakat, baik soal legalitasnya, prosedurnya, maupun besaran bunganya.

Meski demikian, bukan berarti tidak ada perusahaan yang terseret sentimen negatif. Investree menjadi salah satu yang paling banyak mendapatkan pemberitaan negatif terkait dengan dugaan pelanggaran ketentuan dan layanan konsumen.

Sejumlah P2P lending di bidang pembiayaan pendidikan juga terseret arus publikasi negatif isu kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah universitas. P2P lending tersebut, antara lain Danacita, DanaBagus, Cicil, dan Edufund.

Berdasarkan hasil penghitungan indeks, sebanyak 10 perusahaan mendapat peringkat sangat komunikatif. Kemudian, sebanyak 46 perusahaan mendapatkan peringkat cukup komunikatif. Terakhir, 44 perusahaan mendapatkan peringkat kurang komunikatif.

Baca juga: Begini Cara AFPI Ajak Masyarakat Pahami Perbedaan Pinjol dan Fintech Lending

Dari analisis pemberitaan seluruh terungkap, media massa memberikan ruang dan perhatian untuk pemberitaan dan isu-isu terkait fintech lending. Sehingga, tanpa melakukan strategi komunikasi media tertentu, perusahaan P2P lending tetap mendapatkan eksposur.

Kebanyakan perusahaan yang berada di peringkat kurang adalah perusahaan yang mendapatkan eksposur dari media tanpa melakukan strategi komunikasi tertentu. Mayoritas brand yang masuk dalam peringkat kurang komunikatif adalah mereka yang tidak melakukan startegi komunikasi tertentu, tapi namanya tetap diberitakan media.

Untuk lebih lengkapnya Anda bisa membaca edisi khusus The Finance Top 10 Fintech Terpopuler dan Paling Komunikatif. Berikut ini linknya https://infobankstore.com/book/detail/2024/1179/the-finance-september-2024-top-10-fintech-terpopuler-paling-komunikatif.

Galih Pratama

Recent Posts

RUPSLB Maybank Indonesia, Setujui Pengangkatan Anggota Baru Dewan Komisaris, Direksi dan Dewan Pengawas Syariah

Suasana saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Maybank Indonesia di Kantor Pusat Maybank… Read More

22 mins ago

Bank Mandiri Ungkap Dampak Pemangkasan BI Rate ke Segmen Wholesale

Jakarta – Bank Mandiri menyebut keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan BI Rate di level 6 persen akan… Read More

22 mins ago

Bank Mandiri Optimalkan Penyaluran FLPP bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat komitmennya dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hunian masyarakat melalui penyaluran… Read More

28 mins ago

BI-Bank Negara Malaysia Perbarui Perjanjian Swap Bilateral Mata Uang Lokal

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan Bank Negara Malaysia (BNM) sepakat memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata… Read More

57 mins ago

Dul Jaelani hingga Vina Panduwinata, Siap Hentak Panggung Jazz Gunung Burangrang 2024

Jakarta – Perhelatan jazz gunung series kembali melanjutkan pengalaman menikmati musik jazz di tengah sejuknya… Read More

59 mins ago

Buah Manis Transformasi Perusahaan, Nilai Aset PLN Tembus Rp1.691 Triliun

Jakarta- PT PLN (Persero) terus mengalami peningkatan nilai aset setelah memetik buah manis dalam menjalankan… Read More

2 hours ago