Jakarta – Di tengah upaya pemerintah untuk terus menggenjot infrastruktur nasional, sektor pasar modal dianggap bisa menjadi sumber pendanaan alternatif selain sektor perbankan yang selama ini menjadi sumber pendanaan untuk infrastruktur.
CEO Maybank Kim Eng Group, John Chong mengatakan, pasar obligasi maupun pasar modal di Indonesia masih relatif under leveraged dibandingkan pasar lain di ASEAN dan memiliki kapasitas yang signifikan untuk mendanai beberapa proyek infrastrutktur.
“Obligasi khususnya, memungkinkan pihak pendukung proyek untuk menyesuaikan biaya pembiayaan dengan tagihan dalam Rupiah yang diperoleh dari proyek terkait, yang umumnya memiliki jangka waktu yang panjang,” ujar John di Jakarta, Rabu, 14 September 2016.
Menurutnya, sejauh ini pihaknya secara aktif telah mendukung pembiayaan infrastruktur di Indonesia, dimana belum lama ini bertindak sebagai Sole Lead Arranger untuk Programme Onshore MTN US$300 juta bagi PT Sarana Multi Infrastruktur, BUMN yang mendapat mandat untuk mempercepat penyediaan pendanaan infrastruktur nasional.
“Maybank Kim Eng juga bertindak sebagai Exclusive Financial Advisor dan Mandated Loan Arranger untuk pembiayaan PT Mabar Elektrindo untuk proyek perdana batubara listrik 300 Mega Watt di Medan, Indonesia,” tukasnya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap ada peningkatan penerbitan medium term Note (MTN) ketika proyek pembiayaan infrastruktur berjalan dan permintaan untuk pembiayaan dalam ke depannya bisa meningkat. Di mana belanja modal Indonesia untuk infrastruktur dalam periode 2016-2020 diprediksi mencapai yang tertinggi di ASEAN.
“Untuk pembangunan infrastruktur, saat ini hampir 100 pendanaan lokal dan luar negara dengan jumlah dana kelolaan (asset under management) mencapai US$831 miliar,” ucapnya. (*)