Mau Punya Passive Income? Ini 4 Investasi Rekomendasi MAMI

Mau Punya Passive Income? Ini 4 Investasi Rekomendasi MAMI

Jakarta – Memiliki income kedua (passive income) sebagai sumber pendapatan tambahan menjadi opsi menarik dalam mencapai cita-cita masa depan. Ketika penghasilan utama tidak mencukupi kebutuhan finansial, pemasukan kedua bisa menjadi penyelamat sementara hingga solusi dari situasi tersebut ditemukan.

Nah, jika tertarik memiliki income kedua, penting untuk mengenali sejumlah alternatif investasi yang dapat menjadi “mesin” penghasilannya. Apa saja pilihannya?

Chief Marketing Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Eveline Haumahu, merekomendasikan empat jenis investasi yang layak dipertimbangkan sebagai sumber income kedua.

Pertama, saham. Bagi investornya, saham memberikan dua potensi penghasilan. Pertama, kata dia, adalah selisih dari harga pasar ketika kita membeli dan ketika kita menjual suatu saham.

Baca juga: MAMI: Pasar Saham dan Obligasi Berpeluang Bergerak Stabil

Lalu potensi penghasilan kedua adalah dividen, atau pembagian laba usaha. 

Menurut data Bloomberg, selama 10 tahun terakhir hingga akhir 2024, pertumbuhan IHSG mencapai 35,45 persen (price-to-price) atau 75,91 persen (termasuk dividen). 

Artinya, selain modal investasi yang terus tumbuh, pendapatan berupa dividen sejumlah 40,46 persen bisa diandalkan investor sebagai sumber pendapatan. Namun dividen saham tidak dijamin dan tetap secara jumlah dan waktu pembagiannya.

“Saham itu ibarat bisnis dengan modal patungan. Setiap investor menjadi pemilik perusahaan, dan ketika bisnis menguntungkan semua pemilik menikmati. Ketika bisnis merugi, semua pemilik sama-sama menanggung kerugian,” ujarnya, dikutip Minggu, 18 Mei 2025.

Kedua, obligasi. Hampir sama dengan saham, obligasi juga menawarkan potensi ganda. Misalnya saja pertumbuhan modal yang didapat dari selisih harga beli dan harga jual di pasar. 

Lalu, bunga obligasi alias kupon. Eveline mengatakan, apabila berinvestasi di obligasi pemerintah, maka pokok dan kupon obligasi dijamin oleh pemerintah. 

Baca juga : Pasar Saham Tertekan, MAMI Kasih Solusi Begini

Selama 10 tahun terakhir hingga akhir 2024, indeks yang mewakili pasar obligasi atau BINDO membukukan pertumbuhan obligasi tenor 10 tahun sebesar 119,26 persen. Sementara itu kupon beberapa obligasi ritel negara yang terbit di 2024-2025 ditawarkan di angka 6-6,8 persen per tahun.

“Obligasi itu ibarat bisnis dengan modal pinjaman. Setiap investor jadi kreditur, dan berhak mendapatkan bunga rutin, terlepas dari kondisi bisnis tersebut untung atau rugi,” jelasnya.

Ketiga, deposito. Nah, deposito adalah simpanan bank yang memberikan tingkat bunga yang sama selama tenor tertentu, akan tetapi tanpa pertumbuhan pokok. 

Berdasarkan data Bloomberg, selama 10 tahun terakhir deposito berjangka 10 tahun di Indonesia memberikan rata-rata bunga sekitar 4 persen per tahun. 

Sebagai sumber penghasilan kedua, deposito lebih pasti dibanding saham dan obligasi, walaupun arus penghasilan yang diberikan cukup terbatas dan biasanya tak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo.

Keempat, yakni reksadana dividen. Reksadana adalah alternatif investasi yang terdiri dari puluhan saham, obligasi dan deposito yang diracik dan dikelola dengan teliti oleh manajer investasi, agar memberikan return optimal pada tingkat risiko fluktuasi yang terjaga.

Saat ini banyak reksadana yang tidak saja memberikan pertumbuhan modal, tetapi sekaligus membagikan dividen secara rutin. 

Sebagai contoh, Reksa Dana Manulife Obligasi Unggulan (MOU), yang diisi puluhan obligasi korporasi dan pemerintah, dan dikelola secara aktif oleh tim investasi MAMI. 

“Sepanjang 2024, MoU rutin membagikan dividen bulanan sebesar 6,2 persen per tahun. Uniknya, tidak seperti dividen saham atau kupon obligasi yang dikenai pajak penghasilan, dividen reksadana bukanlah objek pajak,” tandasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

News Update

Netizen +62