Jakarta – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi bergabung dengan Partai Golkar. Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies, Dedi Kurnia Syah memprediksi Ridwan Kamil tak aman mempengaruhi peta Capres-Cawapres dari KIB.
Bergabungnya Ridwan Kamil di Partai Golkar, disebut tidak akan memberikan manfaat signifikan pada Koalisi Indonesia Bersatu itu. “Bagi KIB belum tentu berdampak, RK hanya berdampak pada Golkar Jawa Barat. Sebagai tim sukses, RK akan banyak menguntungkan Golkar dari sisi promosi dan propaganda,” ujar Dedi dikutip 20 Januari 2023.
Meski begitu, RK sempat disebut-sebut oleh sesama anggota koalisi, yakni PAN dan PPP. “Karena akan sulit memunculkan Capres-Cawapres sesama Golkar, mengingat ada Airlangga yang mendominasi kandidat Capres, juga Cawapres. Jika RK mengejar agenda masuk kontestasi itu semestinya ia bergabung dengan PPP atau PAN,” ungkap Dedi.
Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengungkapkan Ridwan Kamil memang tokoh potensial dalam bursa capres-cawapres untuk Pilpres 2024. Ridwan Kamil disebut sebagai tokoh potensial yang terus dimonitor oleh Koalisi Indonesia Bersatu.
“RK kan memang salah satu tokoh yang dimonitor KIB untuk diusung di Pilpres selain tokoh-tokoh lainnya,” tegas sosok yang akrab disapa Awiek.
Awiek menjelaskan PPP tidak mempermasalahkan bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar. PPP menghormati pilihan Kang Emil, meski PPP tercatat sebagai salah satu pendukung Kang Emil dalam Pemilihan Umum Gubernur Jawa Barat 2018.
“Ini hak politik RK. Karena beliau sebelumnya memang belum berpartai. Saat pilgub diusung berpasangan dengan kader PPP yakni Pak Uu,” jelas Awiek
Pada Pilgub Jabar 2018, pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum diusung oleh PPP, PKB, Nasdem, dan Hanura. Pasangan itu berhasil mengalahkan pasangan Tubagus Hasanuddin-Anton Charliyan, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu, dan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Setelah bergabung ke Golkar, lanjut Dedi, RK akan menjabat sebagai Waketum Bidang Penggalangan Pemilih. Tugas RK jelas untuk menggiring opini dan juga memperkuat Partai Golkar. Dia tidak akan berlaga di Pilpres, namun tetap bisa mendapatkan keuntungan dari sini.
“Situasi ini membuka peluang adanya orientasi di luar Pilpres. Pertama, RK mengamankan peluang keter-usungan-nya di Pilkada Jawa Barat, mungkin saja RK mengalami kekhawatiran jika tidak bergabung dengan Golkar, maka ia bisa kehilangan momentum Pilkada,” tambah Dedi.
Kemudian, kalau pun tidak berlaga di Pilgub, jika Golkar menang, dia pasti akan masuk kabinet. Sekarang ini, pekerjaan rumah bagi Golkar dan KIB adalah menemukan Capres-Cawapres yang mumpuni. Menurut Dedi, pasangan Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto adalah yang paling potensial.
“KIB lebih yakin Airlangga duduk di Cawapres, dengan sasaran Capresnya Ganjar Pranowo, ini jika berhasil membangun koalisi dengan PDIP, atau Ganjar keluar dari PDIP,” tutup Dedi. (*)