Jakarta – Ketahanan Perekonomian Syariah Indonesia tercatat masih kuat meski berada di tengah pandemi. Wimboh Santoso, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan, beberapa indikator-indikator keuangan menunjukkan ketahanan keuangan syariah terhadap pandemi.
“Ketahanan cukup baik dengan CAR 21,59% dan NPF Gross 3,13% dan likuditas terjaga pada FDR 76,36%. Kita tahu ini semua memberikan confident bahwa syariah akan lebih bagus tetap bagus di 2021,” ujar Wimboh dalam diskusi yang disiarkan melalui kanal YouTube BNI Syariah, 19 Januari 2020.
Kemudian, Wimboh juga mengungkapkan bahwa perekonomian syariah Indonesia berhasil mendapat penghargaan dari beberapa riset Internasional. Salah satunya adalah Peringkat ke 4 di State of Global Islamic Economic Report dan Peringkat kedua sebagai The Most Developed Country in Islamic Finance, menurut Refinitiv Islamic Finance Development Report 2020.
“Indikator-indikator ini menunjukkan bahwa perekonomian syariah kita akan semakin baik ke depan dan keuangan syariah kita mampu untuk bersaing di kelas dunia. Ini adalah cita-cita yang harus kita pegang teguh,” katanya.
Kemudian, Ia juga menjelaskan bahwa tantangan perekonomian syariah ke depan akan lebih berat. Untuk itu, OJK sebagai otoritas di sektor keuangan akan terus berkomitmen untuk membuat kebijakan yang akomodatif bagi sektor keuangan syariah. (*) Evan Yulian Philaret
Editor: Rezkiana Np