Jakarta – Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan II 2023 meningkat dan berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) triwulan II 2023 sebesar 52,39%, lebih tinggi dari 50,75% pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan data BI yang dikutip Jumat, 14 Juli 2023 menyebutkan, peningkatan terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI terutama Volume Produksi, Volume Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi yang berada dalam fase ekspansi (indeks>50).
Baca juga: Manufaktur Tetap Ekspansif, Pemerintah Waspadai Perlambatan Ekonomi Global
Jika dilihat berdasarkan Sublapangan Usaha (SubLU), peningkatan terjadi pada mayoritas SubLU, dengan indeks tertinggi terjadi pada Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki, diikuti Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Barang Galian Bukan Logam, serta Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional.
Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang tercatat meningkat dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 2,21%.
Sementara itu, pada triwulan III 2023, peningkatan kinerja LU Industri pengolahan diprakirakan berlanjut dengan indeks 53,53%, lebih tinggi dari 52,39% pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: Ekonomi China Loyo, Seberapa Besar Dampaknya ke RI?
Berdasarkan komponen pembentuknya, hampir seluruh komponen diprakirakan meningkat dan berada pada fase ekspansi dengan peningkatan tertinggi terjadi pada Volume Produksi, diikuti Kecepatan Penerimaan Barang Input, dan Volume Persediaan Barang Jadi.
Selain itu, seluruh SubLU diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi terjadi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, diikuti Industri Pengolahan Tembakau, dan Industri Logam Dasar. (*)