Jakarta – Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria menyebut, potensi industri perbankan syariah di Indonesia masih menjanjikan. Hal itu terlihat dari terus meningkatnya aset perbankan syariah setiap tahunnya.
“Pertumbuhan ini bisa dicapai dengan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan di setiap sektor, termasuk regulator, pemilik bisnis, nasabah, dan publik,” ujar Taswin dalam diskusi virtual, Kamis, 27 Mei 2021.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Februari 2021, total aset bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) meningkat 12,69 persen menjadi Rp587,51 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Melihat peluang besar tersebut, Maybank Indonesia melalui UUS Maybak Syariah berupaya untuk menumbuhkan tingkat penerimaan syariah melalui berbagai bisnis model. Salah satu strategi yang dilakukan UUS Maybank Syariah adalah melalui Sharia First, yaitu mengutamakan solusi keuangan finansial syariah kepada nasabah yang dapat diakses di seluruh jaringan cabang Maybank Indonesia.
“Upaya kami terbukti cukup efektif sebagaimana yang tercantum di laporan keuangan kuartal 1 2021. Bisnis sharia banking berkontribusi sebesar hampir 21% dari total konsolidasi aset perbankan,” ungkapnya.
Taswin juga menuturkan, adopsi teknologi digital menjadi faktor pendorong industri perbankan syariah ke depan seiring dengan perubahan perilaku nasabah yang semakin banyak menggunakan layanan digital banking terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini.
“Pada 2025 diperkirakan, 86,2% populasi Indonesia bakal memiliki akses smartphone yang akan membuka ruang lebih besar bagi syariah banking untuk terus bertumbuh,” ungkapnya. (*) Dicky F. Maulana