Moneter dan Fiskal

Manulife Aset Manajemen Ramal BI Pangkas Suku Bunga 2 Kali Tahun Ini, Bagaimana dengan The Fed?

Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan bahwa suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate akan mengalami pemangkasan sebanyak dua kali, dengan masing-masing 25 basis poin (bps), sedangkan suku bunga The Fed dipangkas hingga tiga kali di tahun ini.

“Kami melihat bahwa untuk tahun ini ada pemotongan suku bunga sekitar satu hingga dua kali, dan masing-masing 25 basis point, untuk pemotongan Fed Funds Rate sendiri, MAMI Global Chief Economist memperkirakan akan ada pemotongan suku bunga tiga kali tahun ini, dilanjutkan dengan tahun depan,” ucap Chief Economist and Investment Strategist MAMI, Katarina Setiawan dalam Market Update di Jakarta, 14 Agustus 2024.

Baca juga: Mirae Asset Ramal Pemangkasan Suku Bunga The Fed Capai 125 bps di Akhir 2024 

Menurut Katarina, memasuki paruh kedua tahun ini, masanya telah berubah dari tren suku bunga tinggi menjadi era dengan siklus pemotongan atau penurunan suku bunga. Ini sejalan dengan bank sentral di seluruh dunia yang telah melakukan pemotongan suku bunga hingga 32 persen.

“Sekarang era siklus baru pemotongan suku bunga 32 persen dari bank sentral di seluruh dunia sudah memotong suku bunganya dan ini akan segera diikuti oleh The Fed yang merupakan bank sentral terbesar, dan juga BI. Jadi, eranya sudah masuk ke siklus pemotongan suku bunga, sudah beralih dari suku bunga tinggi,” imbuhnya.

Adapun, pemotongan suku bunga BI maupun The Fed masih akan ditentukan oleh inflasi, serta data-data dari Amerika Serikat (AS), seperti data pertumbuhan ekonomi AS, tingkat unemployment, retail sales, PMI Service, hingga PMI Manufacturing.

Baca juga: The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Begini Respons Sri Mulyani

“Jadi ada kombinasi antara data yang diperhatikan adalah inflasi, yang juga sangat menentukan timing pemotongan suku bunga, dan besaran pemotongan suku bunga akan lebih ditentukan oleh data-data seperti, data-data terkait pertumbuhan, seperti unemployment, retail sales, PMI, kemudian PMI service, PMI manufacturing, dan sebagainya,” ujar Katarina.

Data-data AS tersebut telah mengalami penurunan, seperti Nonfarm payroll hingga saat ini tercatat sebanyak 114 ribu dari 179 ribu. Kemudian, unemployment rate berada di level 4,3 persen, retail sales di posisi 0 persen mount to mount (mom), hingga personal income yang turun pada level 0,2 persen mom. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

IHSG Tinggalkan Level 7.000, BEI Beberkan Biang Keroknya

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More

23 seconds ago

Ekonomi AS dan China Turun, Indonesia Kena Imbasnya?

Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More

10 mins ago

KB Bank Beri Suntikan Pembiayaan untuk Vendor Tripatra

Jakarta – KB Bank menjalin kemitraan dengan PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra) melalui program… Read More

1 hour ago

IHSG Hari Ini Ditutup Anjlok 1,84 Persen, Tembus Level 6.977

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Kamis, 19 Desember 2024, kembali… Read More

3 hours ago

Asuransi Bintang Siap Implementasikan PSAK 117 Mulai 1 Januari 2025

Jakarta - Per 1 Januari 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan seluruh perusahaan asuransi dan… Read More

3 hours ago

Mengenal Bashe Ransomware yang Diduga Serang BRI, Apa Bahayanya?

Jakarta – Meski dikabarkan mengalami serangan ramsomware, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) memastikan saat ini data… Read More

3 hours ago