Ilustrasi: Kantor Pusat Bank Sumut. (Foto: istimewa)
Jakarta – Kinerja fungsi intermediasi Bank Sumut pada semester I 2025 menunjukkan pertumbuhan yang solid dengan pencapaian di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Mengutip laporan keuangan Bank Sumut pada Rabu, 20 Agustus 2025, hingga Juni 2025, dana pihak ketiga (DPK) bank ini tercatat Rp36,96 triliun, naik 8,48 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp34,07 triliun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari kinerja industri perbankan nasional yang tumbuh 6,96 persen berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dari sisi komposisi, giro turun tipis 2,50% menjadi Rp7,56 triliun, sementara tabungan meningkat 3,55 persen menjadi Rp12,08 triliun, dan deposito melejit 18,22 persen menjadi Rp17,30 triliun. Dengan dana murah (CASA) yang mencapai Rp19,65 triliun, Bank Sumut tetap mampu menjaga struktur pendanaan yang sehat.
Adapun loan to deposit ratio (LDR) Bank Sumut terjaga pada level 85,38 persen, masih berada di rentang ideal 78 persen hingga 92 persen.
Di sisi pembiayaan, penyaluran kredit Bank Sumut tumbuh 8,44 persen menjadi Rp32,15 triliun dari sebelumnya Rp29,65 triliun, juga melampaui rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional sebesar 7,77 persen. Kredit konvensional naik 7,73 persen menjadi Rp29,09 triliun, sementara pembiayaan syariah tumbuh lebih tinggi yakni 15,60 persen menjadi Rp3,07 triliun. Pertumbuhan itu menegaskan peran Bank Sumut sebagai agen pembangunan daerah yang mendukung aktivitas ekonomi di Sumatra Utara.
Baca juga: Laba Bank BRK Syariah Susut 9,13 Persen Jadi Rp149,15 Miliar di Juni 2025
Dari sisi laba, Bank Sumut membukukan laba bersih Rp352,20 miliar pada Juni 2025, tumbuh 0,17 persem dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp351,61 miliar. Peningkatan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga 15,27 persen menjadi Rp2,57 triliun, meski beban bunga juga naik 21,85 persen menjadi Rp1,29 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih masih tumbuh 9,34 persen menjadi Rp1,28 triliun. Hanya saja, beban operasional juga meningkat 15,87 persen menjadi Rp828,36 miliar, sehingga mempengaruhi laju pertumbuhan laba.
Aset Bank Sumut terus meningkat dengan posisi per Juni 2025 sebesar Rp45,32 triliun, tumbuh 8,03 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp41,95 triliun. Pertumbuhan aset ini mencerminkan penguatan fundamental dan kapasitas intermediasi yang semakin besar dari bank ini.
Di sisi kualitas aset, non performing loan (NPL) gross Bank Sumut menurun dari 2,55 persen menjadi 2,43 persen, sedangkan NPL net juga membaik dari 1,14% menjadi 0,90 persen. Angka ini jauh berada di bawah ambang batas aman 5 persen yang ditetapkan regulator, mencerminkan kualitas kredit yang sehat dan pengelolaan risiko yang terjaga.
Rasio rentabilitas Bank Sumut tetap solid meski mengalami sedikit penurunan. Return on asset (ROA) berada di level 2,04 persen dari sebelumnya 2,19 persen, sementara return on equity (ROE) 16,17 persen dari sebelumnya 16,99 persen. Meski turun tipis, capaian itu masih mencerminkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan tingkat pengembalian yang tinggi.
Lebih jauh, dari sisi efisiensi, BOPO Bank Sumut tercatat 78,13 persen, naik dari 75,83 persen. Biar sedikit meningkat, level ini masih jauh di bawah batas ideal 85 persen, menandakan Bank Sumut tetap efisien dalam mengelola biaya operasional. Net interest margin (NIM) meningkat menjadi 6,51 persen dari 6,46 persen, mencerminkan pengelolaan aktiva produktif yang semakin efektif.
Baca juga: Bank Kalsel Kantongi Laba Rp204,01 Miliar di Juni 2025, Tumbuh 15,36 Persen
Pada aspek permodalan, Bank Sumut menjaga posisi modal inti sebesar Rp4,39 triliun atau naik 3,80 persen dari tahun sebelumnya Rp4,23 triliun. Capital adequacy ratio (CAR) tercatat 20,40 persen, sedikit menurun dari 21,32 pesen tapi tetap jauh di atas ketentuan minimum regulator. Posisi itu menunjukkan Bank Sumut memiliki kemampuan kuat untuk menanggung risiko dari kredit maupun aktiva produktif yang berisiko.
Dengan capaian itu, Infobank Institute melihat Bank Sumut berhasi membuktikan diri sebagai bank milik pemerintah daerah Sumatra Utara yang tidak hanya berperan sebagai lembaga intermediasi, tetapi juga sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi daerah.
Pertumbuhan DPK dan kredit yang konsisten di atas industri, ditopang oleh rasio keuangan yang sehat, membuktikan bahwa bank ini mampu menjaga daya saing dan kinerjanya tetap kuat di tengah dinamika industri perbankan nasional. (*) Ari Nugroho
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More