Jakarta – Munculnya varian Covid-19 Omicron cukup mengejutkan dunia tidak terkecuali pada pasar modal Indonesia. Menanggapi hal ini, Adrian Joezer, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas berpendapat, kemunculan varian baru tidak akan mempengaruhi tren IPO perusahaan teknologi seperti Bukalapak.
“Mengenai gangguan ke IPO, saya rasa kembali lagi, selama fundamental perusahaan mendukung dan memang storynya jelas, strengthnya clearly articulated, dan valuasinya reasonable, saya rasa tidak akan ada hambatan,” jelasnya, Selasa, 7 Desember 2021.
Joezer tidak memungkiri, bahwa Omicron akan menjadi salah satu faktor penghambat pemulihan ekonomi Indonesia. Meskipun demikian, ia yakin dengan masyarakat yang terbiasa hidup berdampingan dengan Covid-19 dan kebijakan pembatasan mobilitas dari pemerintah, perekonomian sudah berada pada jalur yang tepat.
Ia optimis, tren IPO pada perusahaan teknologi akan tetap tinggi pada tahun depan. Beberapa perusahaan seperti GoTo dan Traveloka juga dikabarkan akan segera melantai di bursa saham pada 2022 nanti.
“Kita berharap penggalangan dana akan tetap tinggi, supaya bisnis tetap berjalan dan bagus untuk ekonomi Indonesia. Secara struktur, ekonomi Indonesia sudah dijalan yang benar, jadi seharusnya dengan banyaknya perusahaan baru yang melantai, tingkat attractiveness (perusahaan teknologi) akan semakin baik ke depan,” katanya. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More
Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More
Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More
Jakarta – PTPN Group bersama kementerian dan sejumlah institusi berkolaborasi meluncurkan program “Manis Swasembada Gula”.… Read More
Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More