Manfaatkan Cloud dan AI, UMKM Berpotensi Hasilkan Rp79,6 T per Tahun

Manfaatkan Cloud dan AI, UMKM Berpotensi Hasilkan Rp79,6 T per Tahun

Jakarta – Amazon Web Services (AWS), merilis laporan teranyar yang mengungkapkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berpotensi menghasilkan hingga Rp79,6 triliun setiap tahun apabila memanfaatkan dan teknologi Artificial Intelligence (AI).

Berdasarkan laporan “Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses”, AWS yang bekerja sama dengan Accenture, menjabarkan UMKM dapat menciptakan manfaat konkret bagi perekonomian dan masyarakat luas dengan bermigrasi cloud.

Misalnya saja, bisa memfasilitasi konsultasi kesehatan, meningkatkan akses terhadap pendidikan, meningkatkan teknik agrikultur presisi sehingga berkontribusi terhadap tercapainya Tujuan Pengembangan Berkelanjutan atau United Nations’ Sustainable Development Goals (UN SDGs).

Di sektor pelayanan kesehatan misalnya, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab salah satu tantangan utamanya yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal. 

Dalam laporan ini, diestimasikan bahwa UMKM diberdayakan cloud mampu menghasilkan hingga Rp6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan, serta mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh (telehealth) di Indonesia pada 2030.

Baca juga: Asosiasi UMKM Lega TikTok Shop Dilarang di Indonesia

Adapun, di sektor pendidikan, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab tantangan aksesibilitas serta inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital. 

Laporan ini juga mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp15 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pendidkan serta menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030. 

Ini merupakan peningkatan sebesar 75% dibandingkan sekarang. Laporan ini juga menjelaskan bahwa sekitar 48 juta orang dewasa diprediksi akan mengakses pendidikan melalui para UMKM diberdayakan cloud tersebut.

Sementara, di sektor agrikultur, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab permasalahan terkait kekurangan makanan, termasuk melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang mengedepankan data seperti solusi-solusi AI. 

Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp59,1 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor agriklutur.

Pada saat bersamaan, diperkirakan bahwa 1 dari 9 pertanian, peternakan, maupun perikanan akan menggunakan solusi-solusi agrikultur presisi yang turut meningkatkan produktivitas pada 2030, atau meningkat sebanyak 300% dibandingkan sekarang.

Tantangan Adopsi Cloud bagi UMKM

Tantangan terkait keamanan siber, budaya organisasi, keterbatasan akses terhadap teknologi informasi (TI), infrastruktur baik software maupun hardware, hingga keterbatasan kecakapan digital merupakan beberapa kendala utama yang merintangi adopsi cloud di kalangan UMKM.

Baca juga: Malware Makin ‘Menggila’ Susupi Aplikasi Bisnis UMKM, Begini Siasat Mencegahnya

Untuk membantu para pelaku UMKM mempercepat adopsi cloud-nya masing-masing, laporan ini menggarisbawahi lima rekomendasi yang patut diperhatikan, yakni : 

  1. Mengindentifikasi bagaimana cloud dapat menyederhanakan tujuan-tujuan strategis
  2. Mengevaluasi dukungan industri dan pemerintah
  3. Memberikan edukasi serta program peningkatan kecakapan cloud bagi para karyawannya
  4. Mengkaji kembali kebijakan data serta keamanan
  5. Menciptakan strategi migrasi cloud secara menyeluruh.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Teten Masduki mengatakan, pihaknya menyambut baik riset yang diluncurkan oleh Amazon Web Services. 

Menurutnya, laporan tersebut menggambarkan secara jelas apa saja peluang bagi UMKM yang memanfaatkan teknologi cloud dan kecerdasan artifisial untuk menciptakan dampak ekonomi serta sosial secara luas,.

 “Kami di Kemenkop UKM memiliki komitmen yang mendalam untuk mendukung dan mempercepat transformasi digital di kalangan UMKM, startup, serta wiraswasta dari berbagai industri guna menjawab permasalahan-permasalahan sosial dan mewujudkan perekonomian digital,” jelasnya, dikutip, 29 September 2023.

Selama beberapa tahun terakhir, Kemenkop sendiri telah memberdayakan dan mendigitalisasi lebih dari 22 juta UMKM di Indonesia, serta menargetkan angka 30 juta UMKM pada 2024 melalui berbagai program maupun kolaborasi. 

Dengan perkembangan tren-tren teknologi terbaru seperti cloud dan kecerdasan artifisial, pihaknya melihat pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan swasta. 

Salah satunya dalam bentuk riset yang diprakarsai AWS untuk menyediakan semakin banyak peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk bertumbuh, meningkatkan skala bisnisnya, serta memperluas pasarnya.

Managing Director of Economic Insights, Accenture Strategy and Consulting Aaron Hill mengatakan, teknologi cloud yang paling mendasar pun memiliki manfaatnya tersendiri. Namun faktanya, UMKM masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan adopsi cloud-nya dalam rangka menjawab beberapa tantangan terbesar di masyarakat. 

“Dengan tingginya dukungan dari pemerintah maupun industri, para pelaku usaha ini dimampukan untuk memanfaatkan teknologi-teknologi nan transformatif seperti AI generatif guna melahirkan lebih banyak inovasi, mendorong produktivitas ekonomi, serta membawa perubahan yang bermakna bagi masyarakat,” paparnya.

Managing Director, Mid-Market Enterprise and SMB, ASEAN, AWS Gunish Chawla mengungkapkan, UMKM seringkali merupakan pahlawan-pahlawan inovasi yang jarang disorot.

Akan tetapi, mereka sesungguhnya memainkan peran yang krusial dalam menjawab permasalahan-permasalahan di masyarakat, antara lain melalui peningkatan akses terhadap layanan digital di sektor-sektor kunci seperti pelayanan kesehatan dan Pendidikan.

“Dalam rangka mengakselerasi adopsi cloud khususnya di tingkat lanjut seperti penerapan AI generatif dan machine learning, serta mendorong realisasi manfaat ekonomi maupun kemasyarakatan yang lebih cepat, AWS bekerja sama dengan pemerintah, pendidik, dan industri untuk membantu UMKM lokal di Indonesia agar dapat bertumbuh, beroperasi secara efisien, serta menciptakan dampak positif bagi komunitas-komunitas di sekitarnya,” jelasnya. 

AWS juga turut membantu UMKM untuk menangkap peluang ekonomi digital dan mentransformasikan model bisnisnya menggunakan teknologi berbasis cloud seperti AI generatif. 

Baca juga: Teten Minta Industri Fintech Turunkan Bunga Pinjaman Untuk UMKM

Di mana, AWS menawarkan program-program yang ditujukan bagi UMKM yang berada di tahap perjalanan digitalisasinya yang berbeda-beda pula. Para startup tahap awal misalnya dapat memanfaatkan AWS Activate untuk meningkatkan skala bisnisnya.

Bahkan sejak 2019, Sejak 2019, program tersebut telah menyediakan lebih dari $ 2 miliar dalam bentuk AWS credits untuk membantu startup mengelola efisiensi biaya, mendapatkan keahlian teknis, serta mengakses berbagai modul pelatihan maupun kegiatan mentor bisnis.

Sementara, untuk UMKM yang baru akan mengawali perjalanan cloud-nya, program AWS Lift menyediakan cloud credits senilai hingga $83.500 selama 12 bulan, berikut pula berbagai sumber daya dan dukungan dari para Mitra AWS yang siap membantu digitalisasinya untuk yang pertama kali.

Di beberapa sektor kunci seperti pelayanan kesehatan, AWS memiliki program akselerator antara lain AWS Healthcare Accelerators for  Health Equity and Workforce Development sebagai bentuk kelanjutan inisiatif kesetaraan kesehatan AWS Health Equity Initiative, serta AWS Generative AI Accelerator.  

UMKM juga memiliki akses terhadap lebih dari 100 ribu Mitra AWS yang tergabung dalam AWS Partner Network (APN) dan dapat membantu mereka menemukan tools maupun sumber daya yang sesuai kebutuhannya, serta mengembangkan solusi-solusi yang tepat bagi operasional bisnis dan pelanggannya. 

Dengan bantuan katalog digital yang terkurasi, UMKM dapat menggunakan AWS Marketplace  untuk menemukan dan meluncurkan solusi-solusi  software yang telah dikonfigurasikan  sebelumnya dengan membayar sesuai dengan pemakaiannya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News