Jakarta–PT Bank Mandiri (Persero) Tbk nampaknya mengurungkan niatnya untuk menyuntikan tambahan modal kepada anak usahanya PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Suntikan modal sebesar Rp1 triliun itu rencananya untuk menjaga kesehatan anak usaha perbankan syariahnya jika terjadi pemburukan rasio keuangan.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Wakil Direktur Utama, Sulaiman A. Arianto di Jakarta, Jumat, 26 Februari 2016. Menurutnya, rencana penambahan modal itu bagian rutin dari rencana bisnis bank, jika memang rasio keuangan BSM pada akhir 2015 mengalami penurunan.
“Tapi laporan keuangan BSM pada akhir 2015 sudah ada perbaikan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dana yang disiapkan sebesar Rp1 triliun tersebut merupakan dana yang dicadangkan, dan bagian dari skenario terburuk untuk anak usahanya. “Umpamanya bisnis BSM tidak tumbuh, dan kredit bermasalahnya (NPF/non performance financing) meningkat,nah kita siapkan dana Rp1 Triliun,” tukasnya.
Namun demikian, kata dia, melihat laporan keuangan BSM hingga akhir 2015, dinilai telah mengalami perbaikan. Hal tersebut tercermin pada kredit bermasalah BSM yang ada dikisaran 5,8% dan masih mampu mencatakan laba. “Sehingga cadangan Rp1 triliun itu bisa bisa tidak terjadi,” tegasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, jika memang Bank Mandiri memutuskan untuk menambahkan modal ke anak usaha syariahnya tersebut, kata Sulaiman, bukan dalam bentuk dana cair atau cash. “Namun dalam bentuk imbreng gedung-gedung Mandiri yang saat ini digunakan BSM,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra