Jakarta – PT Mandiri Sekuritas memproyeksi imbal hasil atau yield obligasi atau bond yield masih di kisaran 6 persen hingga akhir tahun ini.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto dalam Mandiri Economic Outlook Kuartal III 2025, Kamis, 28 Agustus 2025.
“Saya masih expect bond yield-nya bisa turun mungkin sampai ke level 6 persen, range kami sekitar 5,8-6,2 persen kalau kita bicara investment horizon di 12 bulan ke depan,” ucap Anto sapaan akrabnya.
Anto menjelaskan peluang penurunan bond yield sendiri dipicu oleh pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI Rate yang telah mencapai 100 basis poin (bps) dan terbukanya peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Baca juga: Patriot Bond: “Palak Halus” untuk Pengusaha, Duh!
“Dari sisi outlook, mungkin dengan penurunan bond yield yang cukup signifikan, kita melihat mungkin akan lebih ke sideways, tapi potensi bond yield-nya masih akan sangat terbuka untuk turun seiring dengan penurunan Fed Fund Rate dan BI Rate,” imbuhnya.
Saat ini, kata Anto, pasar obligasi Indonesia masih resilien dengan kepemilikan asing yang hanya 15 persen. Aksi investor asing maupun domestik yang terus mencatatkan net buy jadi sentimen positif bagi pasar.
“Tapi tahun ini kita bisa melihat both dari sisi domestic investor maupun asing terus mencatatkan net buy, dan ini kita bisa melihat penurunan bond yield sekitar 70 basis rata-rata, dan ini memberikan return investasi sekitar 9,5 persen year to date,” ujar Anto.
Anto melanjutkan, Mandiri Sekuritas mencatat rata-rata keuntungan atau return dari investasi obligasi saat ini mencapai hampir 10 persen.
Baca juga: BI Buka Peluang Obligasi Pemerintah Bisa Dibeli Lewat Rekening Yen
Ia merinci, pada akhir Desember 2024 bond yield untuk imbal hasil lima tahun masih di atas hampir 7 persen, namun saat ini sudah turun ke level 5,68 persen atau setara dengan 134 basis.
“Sedangkan bond yield 10 tahun yang sebelumnya juga di sekitar level 7,1 persen, sekarang turun menjadi hanya 6,31 persen atau turun 81 basis,” tutup Anto. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More
Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More
Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More