Jakarta – PT Mandiri Sekuritas menyebutkan bahwa pertumbuhan kredit hingga akhir 2024 masih akan berpotensi naik single digit dan risilien, meskipun sebelumnya pasar sempat khawatir akan adanya perlambatan pertumbuhan kredit.
Head of Equity Research and Strategy Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer menuturkan bahwa hal tersebut dipicu oleh laporan keuangan dua bank KBMI 4, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yang menunjukan pertumbuhan kredit yang positif.
“Kalau saya lihat rasanya sih dari Q4 result-nya pun kredit cycle-nya pun masih strong jadi dua bank yang sudah melakukan annoucement result so far dua-duanya masih strong mungkin tadi pasar ada kekhawatiran kredit melambat tapi so far kita lihat masih cukup resilien,” ucap Joezer dalam Economic and Market Outlook 2024 Mandiri Sekuritas di Jakarta, 29 Januari 2024.
Baca juga: Pertumbuhan Kredit Baru Diproyeksi Melambat di Awal Tahun, Analis Ungkap Penyebabnya
Sehingga, menurutnya, hingga semester II-2024 diperkirakan juga terjadi akselerasi dari sisi penurunan yield. Di samping itu, untuk likuiditas perbankan masih cukup baik. Pun demikian untuk loan to deposit ratio (LDR) meski sempat terjadi sedikit kenaikan.
“Kami melihat toh endingnya di semester II (2024) sebetulnya bisa terjadi akselerasi pembangunan dengan mungkin dari sisi yield-yield yang bisa turun dari rate cycle tadi dan kalau dari sisi likuiditas sebenernya masih cukup oke, loan to deposit ratio juga masih cukup sehat, meskipun terjadi kenaikan tapi masih cukup oke,” imbuhnya.
Baca juga: Siap-Siap! Bos BCA Beri Sinyal Bakal Kerek Suku Bunga Kredit di Kuartal I 2024
Adapun, sebelumnya BBCA telah mengumumkan laporan keuangan untuk tahun buku 2023, di mana laba bersih secara konsolidasi mampu tumbuh 19,4 persen yoy menjadi Rp48,6 triliun yang didukung oleh penyaluran kredit yang tumbuh 13,9 persen.
Sementara itu, BBNI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp20,9 triliun di sepanjang tahun 2023 atau mengalami kenaikan hingga 14,2 persen, dengan pertumbuhan kredit mencapai 7,6 persen. (*)
Editor: Galih Pratama