MAMI Prediksi IHSG Sepanjang 2024 Tembus 7.800, Simak Rekomendasi Sektornya

Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) telah memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga akhir tahun 2024 akan mencapai level 7.800.

Hal itu diungkapkan langsung oleh Chief Economist and Investment Strategis MAMI, Katarina Setiawan, dalam Market Outlook 2024 secara virtual di Jakarta, 18 Januari 2024.

“Untuk IHSG pada akhir tahun ini akan diperkirakan di level 7.800 ini berdasarkan perhitungan PE 14,7 kali dan pertumbuhan laba korporasi sebesar 8 persen,” ucap Katarina.

Hal tersebut didukung oleh perkembangan domestik yang menunjukkan pergerakan positif. Ini terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang stabil didorong oleh tingkat konsumsi dan inflasi yang tetap terkendali, serta diikuti tingkat suku bunga yang sudah mulai stagnan.

Baca juga: Pengumuman! OJK Terbitkan Aturan Baru Terkait Pasar Modal, Berikut Rinciannya

Pilihan Sektor Potensial

Senior Portfolio Manager-Equity MAMI, Samuel Kesuma, CFA, menambahkan sektor yang diprediksi memberikan kinerja yang lebih baik dari kinerja indeks secara keseluruhan adalah sektor keuangan, telekomunikasi, properti, hingga infrastruktur yang cukup sensitif dengan pergerakan suku bunga.

“Karena biasanya paling gampang kalau sektor yang sensitif (dengan suku bunga) itu memang biasanya suku bunganya bergerak turun, biaya bunga turun, sektornya dan kinerja labanya juga akan lebih baik,” ujar Samuel dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, dari sisi sektor telekomunikasi memiliki pendapatan yang solid, meskipun dari sisi utang juga tercatat cukup tinggi. Sehingga, saat terjadi penurunan suku bunga sektor telekomunikasi akan mendapat keuntungan dari menurunnya biaya bunga.

“Jadi kalau memang nanti ada penurunan suku bunga mereka akan mendapatkan benefit dalam arti biaya bunganya lebih rendah tapi sebenernya dari sisi revenue itu tetep sama,” imbuhnya.

Baca juga: BEI Targetkan Investor Pasar Modal Syariah Tembus 1 Juta di 2024, Begini Jurusnya

Adapun, sektor perbankan juga sangat diuntungkan dengan adanya penurunan biaya bunga tersebut, seperti deposito juga mengalami penurunan. Di mana jika biaya utang atau loan turunnya lebih lambat, juga berpotensi untuk memperbaiki net interest margin (NIM) dalam jangka pendek.

“Sektor properti juga diuntungkan, karena memang biaya bunga KPR turun, daya beli masyarakat juga lebih tinggi, belum lagi tambahan insentif dari pemerintah ya, sektor-sektor tersebut berpeluang untuk mencatat kinerja cukup baik tahun ini,” kata Samuel. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

19 mins ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

2 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

4 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

5 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

5 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

7 hours ago