Bali – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho mengatakan, implementasi digitalisasi di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali sangat cepat. Hal ini terbukti dari penerapan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) yang sudah dilakukan oleh 500 ribu merchant di sana.
“Di Bali, salah satu yang tercepat QRIS-nya. Jadi di sini mungkin QRIS sudah biasa. Sekarang sudah ada mungkin 500 ribu merchant yang memiliki QRIS di Bali. Jadi tidak usah khawatir tidak bawa uang tunai, karena dengan HP ini semua bisa. Bank-bank syariah juga sekarang sudah punya QRIS,” ujarnya di acara Islamic Finance Summit 2022 yang digelar Infobank Media Group dan Masyarakat Ekonomi Syariah di The Stones Hotel, Bali, 22 September 2022.
Trisno mengungkapkan, UMKM Bali sempat terdampak karena pandemi. Ia mencontohkan, ketika sebelum pandemi, sektor UMKM di Bali didatangi 16,5 juta wisatawan. Namun, ketika pandemi datang, jumlah tersebut berkurang drastis bahkan tidak ada wisatawan sama sekali. Akhirnya hal ini membuat sektor UMKM di sana sengsara.
“Maka kita membantu dengan on boarding training dan sebagainya kepada UMKM, sehingga sekarang para UMKM Bali sudah tahu QRIS, paham mengenai marketplace baik dalam maupun luar negeri, mempromosikan menggunakan social media, dan sekarang UMKM kita sudah mulai bangkit dan banyak mendapat order dari Jawa maupun luar negeri,” katanya.
Dengan sektor UMKM yang telah bangkit, ia menyatakan bahwa Bali telah siap dalam menerima wisatawan. Ia juga tetap optimis, Bali masih akan tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Namun begitu, Trisno tidak muluk-muluk dalam menargetkan jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Bali hingga akhir 2022.
“Desember sebentar lagi. Sekarang agak low session dan mungkin tidak terlalu tinggi. Kita proyeksikan sekitar 1,5 jutaan. Itupun most likely segitu, tidak terlalu banyak, dibandingkan dulu 6,3 juta ketika sebelum pandemi. Jadi masih jauh. Oleh karena itu kami berharap Bali sudah siap menerima wisatawan. Bali juga sudah menjadi yang paling bagus dalam hal boosternya (vaksin),” ungkapnya.
“Jadi saya kira kalau penanganan covid, di Bali itu paling baik se-Indonesia. Sekarang rata-rata harian sudah ada 11 ribu wismannya setiap hari, dan sudah ada 24 pesawat. Kalau dulu wisman sekitar 20 ribu. Kalau wisnus kemarin sempat sembilan ribu, naik lagi 10 ribu, hingga 11 ribu. Jadi masih belum banyak seperti dulu,” tutup Trisno. (*) Bagus Kasanjanu