Jakarta – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usahanya, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) telah melunasi pinjaman senilai Rp1 triliun, pada 25 Juli 2017 lalu.
Pinjaman itu berasal dari tiga institusi perbankan, yakni Bank BNI, Bank Mandiri dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ.
Telkomsel sendiri memperoleh pinjaman tersebut pada 8 April 2015 lalu dengan tenggat jatuh tempo Desember 2017. Pinjaman tersebut memiliki tingkat suku bunga JIBOR plus 1,95%. Dana dari pinjaman tersebut digunakan untuk keperluan modal kerja.
Dengan selesainya pembayaran utang itu, Telkom sendiri belum ada rencana untuk melakukan refinancing atas sejumlah utangnya di sisa semester II tahun ini.
“Soalnya, mulai semester II kami akan fokus pada realisasi proses merger& acquisition (M&A),” ujar Direktur Keuangan Telkom, Harry M. Zen, Senin, 7 Agustus 2017.
Seperti diketahui, Telkom memiliki rencana ekspansi anorganik. Setidaknya ada 10 agenda M&A yang terngah dikaji emiten pelat merah tersebut.
Target M&A nanti menyasar perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan penunjangnya seperti e-commerce, fintech, perusahaan menara dan lainnya.
“Kalau biayanya (M&A) terlalu besar, baru kami akan mencari lagi melalui debt market,” pungkas Harry. (*)