Jakarta–Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengusulkan besaran premi restrukturisasi perbankan (PRP) sebesar 0,005 persen dari total dana pihak ketiga (DPK). Namun, besaran angka ini masih dalam proses pengkajian dengan beberapa pihak terkait seperti Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Anggota Dewan Komisioner LPS Destry Damayanti, di Jakarta, Selasa, 11 Juli 2017 mengatakan, iuran premi restrukturisasi perbankan yang diajukan sebesar 0,005 persen dari total DPK ini dengan target dana hingga mencapai 2 persen sampai 3 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
“Ini sesuai dengan patokan IMF. Dengan target itu, setidaknya kami punya patokan walaupun dalam kenyataannya dampak krisis itu bisa mengeluarkan biaya dengan persentase dari PDB yang lebih besar,” ujarnya.
Dengan iuran PRP yang sebesar 0,005 persen itu, maka dalam satu periode perbankan hanya akan mengumpulkan dana PRP sekitar Rp250 miliar dengan asumsi DPK perbankan sekitar Rp5.000 triliun. “Jumlah iuran itu sangat kecil dengan target 2-3 persen PDB. Kalau PDB Indonesia sekitar Rp12.000 triliun sekitar Rp240 triliun,” ucapnya. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
JAKARTA - KCIC menetapkan harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh dengan tarif promo sebesar Rp50.000.… Read More
Jakarta – Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di era Presiden Joko Widodo, Basuki Hadimuljono… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia tetap tumbuh di seluruh wilayah pada kuartal III… Read More
Jakarta – Presiden RI Prabowo Subianto resmi melantik Basuki Hadimuljono sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Negara… Read More
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini, Selasa, 5… Read More