Jakarta — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai saat ini rupiah sudah bergerak ke arah menguat dan menunjukkan stabilitasnya, hal tersebut seiring dengan Bank Indonesia (BI) yang mulai mengetatkan kebijakan makroprudensialnya.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menilai, Bank Sentral sudah berusaha menyeimbangkan situasi nilai tukar saat ini dengan memengaruhi pasar agar kesimbangan di Indonesia lebih cepat stabil dengan menaikkan BI rate sebesar 100 basis poin (bps) pada dua bulan terakhir.
“Nilai tukar rupiah kita sudah tidak lagi liar. Jadi kita katakan sudah ada semacam keseimbangan baru untuk nilai tukar kita,” kata Halim di Equity Tower Jakarta, Rabu 18 Juli 2018.
Baca juga: Rupiah Melemah, Dolar AS Kembali Sentuh Rp14.410
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimis nilai tukar rupiah dalam waktu kedepan akan semakin menguat, hal tersebut seiring dengan kebijakan preemptive yang dilakukan bank sentral.
Perry menambahkan, upaya stabilisasi tersebut ditopang oleh pelaksanaan operasi moneter dengan terus berada di pasar yang nantinya diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas baik di pasar valas maupun pasar uang.
“Kami akan pantau kondisi di internasional dan mempertimbangkan semua bauran kebijakan moneter. Serta moneter kita tetap pro stability,” kata Perry.
Sebagai informasi, hingga bulan Juli ini angka nilai tukar rupiah masih berada di kisaran Rp14.300 per dollar Amerika Serikat. Angka tersebut jauh lebih stabil bila dibandingkan bulan sebelumnya yang telah mengalami fluktuasi cukup tajam.(*)