Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan bahwa proses pemulihan ekonomi global sepanjang tahun 2023 hingga tahun depan masih dibayangi beberapa risiko ketidakpastian.
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan ketidakpastian tersebut dikarenakan berlanjutnya tekanan inflasi global yang diikuti dengan kebijakan suku bunga bank sentral global yang juga cenderung dipertahankan tinggi (higher for longer).
Baca juga: LPS Kembali Tahan Tingkat Bunga Penjaminan
“Dan dampak dari pemulihan ekonomi China yang berada di bawah ekspektasi,” ujar Purbaya dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat 29 September 2023.
Purbaya melanjutkan bahwa dari sisi ekonomi domestik maish tetap tumbuh solid ditopang sisi konsumsi dan produksi yang tetap kuat, yang tercermin dari beberapa faktor.
Pertama, PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur yang terus berada pada zona ekspansi. Pada Agustus 2023 tercatat PMI Manufaktur Indonesia berada di level 53,9.
Baca juga: Dorong Edukasi Keuangan, LPS Gelar Festival CreArtive 2023, Tawarkan Hadiah Ratusan Juta
Kedua, inflasi yang terjaga di level yang terkendali, dimana pada Agustus 2023 inflasi tercatat sebesar 3,27 persen secara tahunan (yoy).
“Dan indeks kepercayaan konsumen dan penjualan ritel tumbuh positif,” ucap Purbaya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra