Jakarta — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai, kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk menaikan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 100 basis poin (bps) selama dua bulan terakhir sudah tepat untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed.
Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah menyebutkan, kebijakan bank sentral tersebut sudah mulai direspon positif oleh pasar. Hal tersebut tercermin dari mulai masuknya dana asing yang kembali ke dalam negeri.
“Tampaknya kenaikan BI rate sudah mulai diterima pasar. Minggu lalu inflow investor asing sudah mau membeli Surat Berharga Negara (SBN).Tentu ini sangat dinamis,” kata Halim di Equity Tower Jakarta, Rabu 18 Juli 2018.
Sebagai informasi, berdasarkan data BI arus modal asing yang masuk ke pasar SBN sejak periode 2 Juli sampai 12 Juli 2018 telah mencapai Rp7,1 triliun. Dari angka tersebut umumnya investor asing yang masuk ke pasar SBN memiliki tenor jangka panjang diatas 10 tahun.
Halim juga berharap, bank sentral kedepannya dapat dengan cepat merespon kondisi global yang dinamis serta terus berada di pasar. Hal tersebut guna mengantisipasi gejolak nilai tukar rupiah terhadap dollar.
“Tentu gejolak ini tidak akan langgeng, tergantung nanti kalau AS buat kebijakan baru lagi, begitu juga Indonesia, mudah-mudahan sih kebijakan barunya diterima pasar tentu dan akan berubah lagi kebiajkan itu,” tambah Halim.(*)