LPEI Dorong Generasi Muda jadi Entrepreneur Go Global

LPEI Dorong Generasi Muda jadi Entrepreneur Go Global

Yogyakarta – Sebagai salah satu upaya dalam mendorong semangat entrepreneurship untuk menembus pasar ekspor, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berkolaborasi dengan Infobank Digital yang merupakan bagian dari Infobank Media Group, menggelar LPEI-Infobank Goes to Campus bertajuk “Mendorong Genz Z Menjadi Entrepreneur Go Global” di Ballroom TILC Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat, 20 September 2024.

Bagaskara, Manajer Unit Kerja Sama Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM mengatakan, saat ini perekonomian Indonesia dihadapkan dengan sejumlah tantangan. Ini bisa dilihat maraknya perusahaan yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Oleh karenanya, peran entrepreneurship sangat dibutuhkan dalam penyediaan lapangan pekerjaan. 

“Cuma permasalahannya adalah jumlah pengusaha di Indonesia itu relatif masih kecil. Perlu peran strategis pemerintah dalam menciptakan dan mendorong pengusaha baru, khususnya Gen Z. Lewat acara ini, temen-temen mahasiswa bisa belajar jadi pengusaha dalam konteks yang lebih besar dengan ekspor,” ujarnya. 

Di kesempatan yang sama, Analis Kebijakan, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Aep Soleh mengatakan, generasi muda, terutama Gen Z menjadi critical economic player dan kekuatan baru bagi perekonomian ekspor Indonesia. Mendorong Gen Z menjadi eksportir masa depan dan entrepreneur menjadi salah satu kunci agar Gen Z dapat berperan secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.  

“Untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memperluas akses pasar bagi produk-produk Indonesia, tentunya peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terus dioptimalkan salah satunya melalui pemberian insentif fiskal,” ujar Aep.

Baca juga: Menakar Peran Strategis APBN dalam Mendorong Ekspor

Dia melanjutkan, berbagai insentif perpajakan yang berbasis kawasan telah diberikan dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan ekonomi wilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembangan ekonomi nasional, meningkatkan investasi dan optimalisasi nilai tambah produk ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 21,7 persen di 2023. Sedangkan pada Agustus 2024 nilai ekspor tercatat USD23,6 miliar, tumbuh 7,1 persen year on year (yoy). Kemudian, impor mencapai USD20,7 miliar tumbuh 9,5 persen yoy.

Sementara, Kepala Kantor Regional II LPEI Irwan Prasetiyawan menjelaskan LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu mendukung peningkatan ekspor melalui Pembiayan Ekspor Nasional (PEN) yang terdiri pembiayaan, penjaminan, asuransi hingga jasa konsultasi.

“Nah, di pembiayaan ini kita berlaku seperti bank-bank konvensional yang lain dengan memberikan pembiayaan, pembelian bahan baku untuk pembiayaan piutang kepada para pengusaha ekspor,” bebernya.

Untuk pembiayaan sendiri, LPEI memberikan kredit kepada para pengusaha untuk pembelian bahan baku dan material agar bisa memenuhi order dari buyer luar negeri. Mandat LPEI lainnya, yakni asuransi. Di mana, kegiatan ekspor atau menjual barang ke luar negeri sangat bergantung pada pembayaran dari buyer di luar negeri tersebut.

“Ketika buyer di luar negeri itu gagal bayar maka, otomatis kita juga akan mendapatkan kegagalan menerima pembayaran. Nah, LPEI didukung oleh pemerintah memberikan perlindungan berupa asuransi piutang dagang,” bebernya.

Terpenting, kata dia, mandat LPEI yang lainnya, yakni jasa konsultasi. Di jasa ini, pihaknya memiliki program bernama Coaching Programme for New Eksporter. 

“Kita membuka kelas untuk mengajari para pengusaha-pengusaha baru, rintisan ekspor itu untuk memulai ekspornya,” jelasnya.

Baca juga: Dukung Ekspor Nasional, LPEI Bagikan Jurus Jitu jadi Eksportir Sukses

Agung Setiawan, merupakan salah satu bukti nyata pengusaha sukses hasil ‘gemblengan’ program CPNE. Pemilik usaha Woodeco Indonesia ini mampu mengibarkan sayap bisnisnya hingga pasar global.

“Saya ikut sekolah CPNE hampir 11 bulan di LPEI. Di sana, banyak diajarkan mengenai ekspor,” kenang Agus. 

Agus menyulap limbah kayu menjadi produk homedecor yang unit dan berkualitas. Produknya mulai dari panel dinding, set peralatan makan kayu, wood pellet, kotak perhiasan kayu hingga produk lainnya.

“Kita fokus mengolah limbah-limbah kayu menjadi produk seperti wall panel, set peralatan makan kayu dan wood pallet,” katanya

Produk yang diolah Woodeco Indonesia tak hanya diminati warga lokal, tapi juga luar negeri. Hingga saat ini, Agus telah berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara di lima benua. (*)

Related Posts

News Update

Top News