Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (2/8) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka terkoreksi pada zona merah ke level 6870,35 atau melemah 0,23% dari level 6886,49 pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 577 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 25 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp266 miliar.
Baca juga: Pemilu 2024 di Depan Mata, Aset Saham Bisa Jadi Primadona
Kemudian, tercatat terdapat 126 saham terkoreksi, sebanyak 144 saham menguat dan sebanyak 248 saham tetap tidak berubah.
Sebelumnya, Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Fanny Suherman mengatakan bahwa, IHSG secara teknikal masih akan berada di rentang support kuat pada level 6.850 hingga 6.880.
“Jika tetap bertahan di atas 6850, ada potensi teknikal rebound. Level resistance berada 6920-6950,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, 2 Agustus 2023.
Pada perdagangan kemarin bursa regional Asia Pasifik mencatat pergerakan yang beragam, terlihat dari Nikkei dan Kospi yang meningkat signifikan dimana masing-masing naikbsebesar 0,92% dan 1,31%, sementara Hang Seng dan IHSG terkoreksi.
Sedangkan, bursa Australia meningkat dipicu oleh Bank Sentral Australia yang mempertahankan suku bunga di level 4,1%, di mana sebelumnya diperkirakan naik 25 bps. Sementara itu, Indonesia melaporkan inflasi sebesar 3,08% yoy pada Juli 2023, di bawah ekspektasi. Neraca perdagangan Korea Selatan surplus USD1,63 miliar pada Juli 2023, naik dari bulan sebelumnya.
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average juga ditutup menguat sebesar 0,20%, namun di sisi lain S&P 500 melemah sebesar 0,27%, begitu juga dengan indeks Nasdaq yang terkoreksi sebesar 0,43%, hal itu karena investor masih mengamati laporan keuangan emiten.
Baca juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp700 Miliar ke RI, Pasar Saham Mendominasi
Perusahaan farmasi Merck turun sebesar 1,3% meskipun melaporkan kerugian yang lebih kecil dari yang diperkirakan dan pendapatan yang melebihi ekspektasi, berkat penjualan Keytruda yang kuat, di sisi lain saham Caterpillar naik sebesar 8,9% setelah menyampaikan kinerja yang kuat. (*)
Editor: Galih Pratama