Kedua, memperkuat implementasi pengembangan infrastruktur, terutama untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah, antara lain melalui pengembangan pelabuhan untuk mendukung implementasi tol laut yang terintegrasi dengan rencana Program Rumah Kita sebagai pusat logistik. Pengembangan pelabuhan diprioritaskan pada 5 pelabuhan hub (Belawan/Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Bitung), 19 pelabuhan feeder, dan lebih dari 100 sub-feeder di berbagai daerah.
Kemudian, implementasi integrasi moda pendukung tol laut melalui kombinasi pengangkutan logistik, termasuk melalui pengembangan short-sea shipping di wilayah pesisir sebagai alternatif angkutan barang dan melalui integrasi dengan jalan darat nasional. Lalu, pengembangan jalur kereta api sepanjang 3.258 km di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua, disertai penyelenggaraan kereta api perintis pada 10 lintas. Khusus pengembangan jaringan kereta api di luar Jawa, pengembangan difokuskan sebagai moda pengangkutan logistik.
Khusus di Kalimantan, penguatan infrastruktur konektivitas difokuskan pada pengembangan Pelabuhan Terminal Kijing di Kalimantan Barat dan Pelabuhan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kalimantan Timur; pengembangan tiga Proyek Strategis Nasional Bandara di Sebatik Kaltara, Tjilik Riwut Kalimantan Tengah, dan Syamsuddin Noor Kalimantan Selatan, serta pengembangan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Tanah Kuning di Kalimantan Utara.
Ketiga, lanjut dia, pembangunan kemandirian dan ketahanan energi perlu dilakukan melalui percepatan pengembangan infrastruktur energi; peningkatan efisiensi, konservasi energi dan lingkungan; pengembangan energi baru dan terbarukan; penyelarasan target fiskal yang mendukung kebijakan energi; serta penguasaan teknologi dan peningkatan nilai tambah. Arah kebijakan tersebut dilakukan baik secara nasional maupun daerah dengan mempertimbangkan kondisi dan potensi di masing-masing daerah. (Bersambung ke halaman berikutnya)