Jakarta – Jelang libur akhir tahun, masyarakat Indonesia seringkali berencana liburan ke luar negeri untuk refreshing sekaligus berburu produk-produk dari brand favorit mereka.
Memang sudah bukan rahasia lagi bahwa merek-merek tertentu memiliki harga yang lebih murah di luar negeri.
Namun, karena nilai tukar yang berfluktuasi, pajak impor yang berbeda-beda di setiap negara, serta faktor-faktor lainnya, produk fashion branded belum tentu semurah yang kita pikirkan, bahkan terkadang lebih mahal dibandingkan di Indonesia.
Untuk Anda, harus bijak saat berbelanja barang-barang branded fashion branded.
Wise, perusahaan teknologi global pun memberikan tips hemat ketika berbelanja di luar negeri.
Baca juga: Perhatikan Dua Hal Penting Ini Sebelum Liburan ke Luar Negeri
Country Manager Wise Indonesia Elian Ciptono menjelaskan, ada enam tips yang perlu diperhatikan wisatawan agar berhemat saat berbelanja di luar negeri selama liburan akhir tahun.
Pertama, pelajari fluktuasi nilai tukar rupiah. Sebelum bepergian, pantau pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara tujuan.
“Informasi ini membantu Anda memilih waktu yang tepat untuk menukar uang atau melakukan pembelian, sehingga Anda bisa mendapatkan lebih banyak nilai untuk uang Anda,” katanya, dikutip Selasa, 5 Desember 2023.
Kedua, kata dia, ketahui cara berbelanja bebas pajak. Sebab, banyak negara mengizinkan wisatawan untuk mengajukan pengembalian PPN (pajak pertambahan nilai) atau VAT (Value Added Tax), atau bahkan menawarkan belanja bebas pajak.
“Lakukan riset mengenai prosedur pengembalian pajak di negara tujuan sebelum berbelanja,” jelasnya.
Ketiga, yakni bandingkan harga secara online sebelum membeli. Di sini, Anda bisa memeriksa harga online, terutama untuk brand mewah, dapat membantumu untuk mengetahui bila produk tersebut memang lebih murah untuk dibeli di luar negeri.
Baca juga: Ada 17 Hari Libur Nasional dan 10 Cuti Bersama Tahun 2024, Catat Tanggalnya!
Keempat, bayarlah dengan mata uang setempat. Saat menarik uang dari ATM atau melakukan pembayaran di luar negeri, pilihlah pembayaran dengan mata uang lokal (tanpa konversi) untuk menghindari biaya tambahan.
Kelima, waspadai biaya tersembunyi. Pasalnya kata dia, banyak penyedia layanan menambahkan biaya tersembunyi dalam bentuk markup nilai tukar, meskipun tampak transparan di depan dengan menampilkan upfront fee.
Riset Wise tentang biaya tersembunyi menemukan bahwa pada tahun 2022, masyarakat Indonesia membayar Rp3,455 triliun untuk transaksi luar negeri yang menggunakan kartu (debit card atau credit card).
Di mana, sebanyak 70% dari biaya tersebut disembunyikan dalam bentuk markup nilai tukar. Untuk itu, carilah penyedia layanan dengan struktur biaya yang transparan dan jangan mudah percaya dengan istilah seperti “bebas biaya”. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More
Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More
Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai… Read More
Jakarta – PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) menyoroti pentingnya infrastruktur sistem pembayaran digital untuk mendukung transaksi antarnegara (cross-border). … Read More
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More