Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menegaskan komitmennya untuk terus menyalurkan pembiayaan melalui program Penugasan Khusus Ekspor (PKE) agar bisa mendorong pemulihan ekonomi nasional, khususnya kepada UMKM berorientasi ekspor yang terdampak pandemi Covid-19.
Sekretaris Lembaga LPEI, Agus Windiarto menyatakan, pembiayaan LPEI melalui program PKE sangat berarti bagi keberlangsungan para pelaku UMKM berorientasi ekspor. Dengan dukungan ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu untuk melakukan ekspor produknya, sehingga nantinya akan mendongkrak perekonomian.
“PKE UKM yang dimandatkan Pemerintah kepada LPEI, harapannya dapat disalurkan kepada pelaku usaha yang memiliki nilai tambah dan sejumlah tenaga kerja. Dengan penyaluran PKE Pembiayaan UKM, pemulihan ekonomi khususnya ekspor dapat terealisasi,” ujar Agus dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 2 Mei 2021.
Memang bukanlah hal yang mudah bagi para pelaku UMKM menjalankan usahanya di tengah Pandemi Covid-19. Agar dapat bertahan, sang pemilik usaha harus bekerja keras dan menerapkan strategi yang jitu. Demikian juga yang dialami oleh salah satu pelaku UMKM Kain Batik Cap Berorientasi Ekspor asal Sukaharjo, Jawa Tengah.
Andri Setyawan sang pemilik Kain Batik asal Sukaharjo ini, harus melakukan berbagai upaya agar kegiatan operasionalnya terus berjalan, cash flow usahanya terjaga serta menghindari pemutusan kerja. Selain itu. Andri juga harus menjaga hubungannya dengan pembeli luar negeri. Baginya, konsistensi kualitas dan pelayanan personal yang baik merupakan kunci utama mempertahankan kepercayaan pembeli.
Buah kerja keras itu terlihat, karena saat ini 95% produk Kain cap Andri Setiawan menembus pasar AS dan Kanada sejak lebih dari 3 tahun lalu. Bahkan dalam kondisi tidak ada PO (Purchase Order) dari negara lain, Andri tetap melakukan ekspor ke AS dan Kanada untuk memenuhi kebutuhan perusahan retailer yang ada di sana dengan rata-rata pengiriman 5 kontainer per bulannya, senilai USD160 ribu. Bahkan pada bulan April pengiriman itu meningkat mencapai 7 kontainer bernilai USD220 ribu.
Selain memiliki pelanggan tetap, produk Kain Batiknya ini juga diakui memiliki keunikan berupa bulir-bulir putih yang timbul pada kain yang berasal dari proses pewarnaan kain. Bulir-bulir putih tersebut atau disebut Bubbling Effect ini membuat karakteristik Kain Batik Cap miliknya memiliki daya tarik tersendiri bagi para pembelinya. Di Amerika Serikat dan Kanada produk Kain Batik Cap digunakan sebagai penunjang dekorasi rumah.
Pada kondisi sulit seperti sekarang, Andri Setiawan mengakui dukungan pembiayaan LPEI melalui program PKE bagi UMKM Berorientasi Ekspor sangat berarti bagi keberlangsungan operasional usahanya.
“Kami tetap harus beroperasi bukan hanya demi kepentingan bisnis ini agar dapat terus berjalan, tapi juga demi para pekerja yang menggantungkan harapan dan kesejahteraan disini serta perusahaan subkontrak yang menjalin kerjasama dengan kami. Dukungan PKE ini memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kami. Kami dapat terus berproduksi dan memenuhi permintaan para pembeli tanpa harus khawatir kekurangan modal kerja,” tambahnya.
Manfaat Program PKE bagi Andri Setyawan berarti ia dapat meningkatkan kapasitas produksinya seiring dengan dengan pulihnya permintaan ekspor. Kapasitas produksi yang semula 100,000 yard perbulan naik signifikan menjadi 180.000 yard per bulan.
“PKE UKM yang dimandatkan Pemerintah kepada LPEI, harapannya dapat disalurkan kepada Pelaku Usaha seperti CV Pria Tampan yang memiliki nilai tambah dan sejumlah tenaga kerja. Dengan penyaluran PKE Pembiayaan UKM, pemulihan ekonomi khususnya ekspor dapat segera dipercepat realisasinya,” tutup Agus Windiarto. (*)