Jakarta – Kandidat calon presiden (capres) dari Partai Republik Donald Trump sesumbar akan membawa Amerika Serikat (AS) menuju ‘kebangkitan ekonomi nasional’.
Di mana, program tersebut akan memangkas peraturan untuk meningkatkan produksi energi, merangkul mata uang kripto, dan secara drastis memangkas pengeluaran pemerintah serta pajak perusahaan untuk perusahaan yang berproduksi di AS.
Berpidato di Economic Club of New York mengatakan, Trump akan segera mengeluarkan deklarasi darurat nasional untuk meningkatkan secara besar-besaran pasokan energi dalam negeri dan menghapus 10 peraturan yang ada saat ini untuk setiap peraturan baru yang diadopsi pemerintah.
Ia juga mengatakan CEO Tesla dan Space X, Elon Musk, telah setuju untuk mengepalai sebuah komisi untuk melakukan audit keuangan pemerintah federal yang akan menghemat triliunan dolar.
Baca juga : Kampanye Diretas, Tim Sukses Donald Trump Tuduh Iran sebagai Biang Keroknya
“Rencana saya akan dengan cepat menurunkan inflasi, dengan cepat menurunkan harga-harga dan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi secara eksplosif,” klaim, seperti dinukil VOA Indonesia, Senin, 9 September 2024.
Potongan pajak perusahaan
Sebelumnya, Trump sendiri telah menyatakan gagasan memotong tarif pajak perusahaan, dari 21% menjadi 15%. Hal ini berlaku untuk perusahaan yang berproduksi di AS.
Adapun, tarif pajak perusahaan saat Trump menjadi presiden pada tahun 2017 adalah 35%, dan dirinya kemudian menandatangani rancangan undang-undang untuk menurunkannya. Trump juga mengusulkan untuk tidak mengenakan pajak atas tip atau pendapatan Jaminan Sosial.
Para ekonom telah memperingatkan tentang rencana Trump untuk memberlakukan tarif yang menurutnya akan mengembalikan pekerjaan manufaktur ke AS. Sebagian ekonom mengatakan pajak impor semacam itu dapat memperburuk inflasi, meskipun ia berjanji untuk mengurangi biaya.
Inflasi mencapai puncaknya pada tahun 2022 yaitu sebesar 9,1%. Tetapi berbagai kebijakan pemerintah, termasuk keputusan Bank Sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga hingga tujuh kali pada tahun 2022 dan empat kali pada tahun 2023, membuat inflasi mulai turun hingga mencapai 2,9% pada Agustus lalu.
“Beberapa orang mungkin mengatakan ini adalah nasionalisme ekonomi. Saya menyebutnya akal sehat. Saya menyebutnya America First,” pungkasnya. (*)