Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) telah berhasil menyeimbangkan porsi pendanaan dengan memperhatikan kecukupan likuiditas, di mana rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (DPK) atau Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 84,9% pada triwulan III-2015.
Posisi LDR yang hanya 84,9% tentu masih ada ruang kosong untuk penyaluran kredit BRI. Direktur Utama Bank BRI, Asmawi Syam mengungkapkan, pihaknya masih tetap akan fokus pada penyaluran kredit di sektor usaha mikro (small medium). Hal ini tercermin dari sektor mikro yang masih menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit dengan kontribusi sebesar 32,8% dari total keseluruhan kredit BRI di triwulan III-2015 yang tercatat sebesar Rp518,9 triliun.
Berdasarkan laporan keuangannya di triwulan III-2015, penyaluran kredit mikro BRI mencapai Rp170,2 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% jika dibandingkan dengan penyaluran kredit mikro di tahun sebelumnya pada periode yang sama sebesar Rp148,4 triliun. Sementara total nasabah yang meningkat menjadi 7,6 juta nasabah di triwulan III 2015 dari sebelumnya 7,1 juta nasabah.
Selain fokus pada penyaluran kredit di sektor usaha mikro, Asmawi juga mengatakan, Perseroan tidak menutup kemungkinan untuk fokus juga pada penyaluran kredit di sektor infrastruktur. Pernyataannya tersebut, sejalan dengan program pemerintah yang saat ini tengah gencar-gencarnya untuk mendorong pembangunan infrastruktur yang bertujuan dapat meningkatkan perekonomian nasional.
“Iya LDR 84,9%, masih ada ruang untuk kredit. Kita akan tetap prioritaskan di small medium (mikro) tetapi kita juga akan masuk ke sektor lain. Kan ini kita melihat ada peluang di infrastruktur kan, tetapi kita tetap prioritas di mikro,” ujar Asmawi di Jakarta, Kamis malam, 22 Oktober 2015.
Di tengah pelambatan kucuran kredit saat ini, Bank BRI masih mampu mencatatkan pertumbuhan kreditnya hingga double digit (11,8%) di triwulan III 2015. Kendati begitu, dalam pengelolaan funding (dana), Perseroan tetap menerapkan strategi-strateginya agar funding tetap terjaga. Adapun posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) di Triwulan III-2015 ini tumbuh 12,3% menjadi Rp611,3 Triliun, dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp544,3 Triliun.
Untuk strategi dalam pengelolaan funding di tengah pelambatan kredit, Asmawi mengaku, ke depannya, Bank BRI berharap banyak pada program Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut dia, dengan adanya program Laku Pandai ini, ada peluang besar dari dana-dana yang ada di desa yang nantinya bakal mendorong DPK.
“Jadi gini, di pengelolaan dana itu, funding kita ini kan yang pertama kita punya Laku Pandai, jadi kita financial inclusion. Jadi nanti financial inclusion ini dana-dana yang ada di desa akan kita gunakan dengan program Laku Pandai itu,” tutup Asmawi. (*) Rezkiana Nisaputra