Jakarta – Bank Indonesia (BI) dan People’s Bank of China (PBOC) telah sepakat dalam implementasi kerja sama penyelesaian transaksi bilateral dengan mata uang lokal (LCS) antara Indonesia dan Tiongkok. Dalam realisasinya, Firman Hidayat, Executive Analyst Bank Indonesia (Beijing) mengungkapkan LCS akan membuka peluang kerja sama lain.
“Kerja sama LCS ini bisa semakin menumbuhkan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok,” jelas Firman pada paparan virtualnya, Rabu, 24 November 2021.
Tiongkok saat ini memang menjadi salah satu mitra strategis bagi Indonesia. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) BI mencatat Negeri Tirai Bambu menjadi nomor satu dari top 10 negara tujuan ekspor maupun impor Indonesia.
Rata-rata nilai ekspor sejak 2013 hingga 2020 mencapai US$22,63 miliar dengan pangsa 13,6%. Sementara, rata-rata impornya pada periode yang sama mencapai US$34,98 miliar dengan pangsa 21,4%.
Dalam sosialisasi implementasi LCS kepada para pengusaha, Djauhari Oratmangun, Duta Besar Indonesia Untuk Tiongkok dan Mongolia mendukung penuh implementasi LCS demi kerja sama yang baik dari dua negara. Ia berharap kerja sama ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para pengusaha dari dua negara.
Sementara itu, Hariyadi B. Sukamdani, Chairman of APINDO mengungkapkan penerapan LCS sudah ditunggu oleh pengusaha sejak lama. Ia mengungkapkan penggunaan mata uang lokal akan membuat transaksi antar negara menjadi lebih efisien, sehingga akan semakin menguntungkan buat kedua belah pihak.
“Kami meyakini penerapan LCS sejak September lalu bisa menjadi fondasi yang kuat bagi kedua negara dalam kegiatan ekspor impor. Kami berharap eksportir dan importir akan lebih banyak menggunakan LCS,” ujarnya.
Dari sisi perbankan, Bank of China sebagai salah satu dari Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) juga akan memberikan dukungan penuh terhadap penerapan LCS. Zhang Chaoyang, Country Manager Bank of China Jakarta Branch mengungkapkan hingga saat ini transaksi LCS RI Tiongkok sudah berjalan lancar. Ia berharap kerja sama kedua negara ini bisa terus berlanjut.
“Transaksi ini tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga membuka kesempatan-kesempatan bisnis lain di berbagai negara,” jelasnya. (*)
Editor: Rezkiana Np