Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (19/1) indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali dibuka pada zona hijau ke level 7269,42 atau menguat 0,23 persen dari level 7252,96 pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG yang menguat hari ini, sebanyak 278 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 21 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp291 miliar.
Kemudian, tercatat terdapat 92 saham terkoreksi, sebanyak 146 saham menguat dan sebanyak 245 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Masih Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Berikut
Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, melihat bahwa, IHSG secara teknikal pada hari ini diprediksi bergerak mixed dan menguat terbatas dalam rentang level 7.200 hingga 7.290.
“Pada perdagangan Kamis (18/1), IHSG ditutup naik 0,73 persen atau plus 52,33 poin di level 7.252. IHSG hari ini (19/1) diprediksi bergerak mixed dan menguat terbatas dalam range 7.200-7.290,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 19 Januari 2024.
Ratih menyebutkan, IHSG pada perdagangan kemarin mengalami apresiasi cukup tinggi, namun investor asing mencatatkan net sell atau jual bersih di seluruh pasar senilai Rp97,23 miliar.
“Sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi (PDB) nasional pada 2023 berada pada kisaran 4,5-5,3 persen. Sementara, di tahun 2024 PDB berpotensi naik pada kisaran 4,7-5,5 persen,” imbuhnya.
Selain itu, katalis positif lainnya terkait penyaluran kredit perbankan di sepanjang tahun 2023 melesat 10,38 persen atau berada dalam target BI sebesar 9-11 persen. Akselerasi penyaluran kredit mencerminkan pertumbuhan ekonomi tetap solid meskipun tingkat suku bunga BI-Rate berada di level 6 persen.
Baca juga: Pengumuman! OJK Terbitkan Aturan Baru Terkait Pasar Modal, Berikut Rinciannya
Sedangkan dari mancanegara, Amerika Serikat (AS) melaporkan penjualan ritel (retail sales) pada Desember 2023 tumbuh 5,6 persen yoy, meningkat dari level sebelumnya sebesar 4 persen yoy, di mana akselerasi retail sales mencerminkan kondisi ekonomi yang masih tangguh sehingga tingkat suku bunga tinggi berpotensi lebih lama.
Berbeda dengan AS, pertumbuhan ekonomi China cenderung lebih lambat. Hal ini tercermin dari retail sales periode Desember 2023 tumbuh 7,4 persen yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 10,1 persen yoy. (*)
Editor: Galih Pratama