Jakarta – UOB Indonesia meluncurkan produk U-Solar 2.0 sebagai upaya memperluas cakupan program U-Solar agar akses terhadap pembiayaan berkelanjutan bagi kontraktor solar engineering, procurement, construction, and commissioning (EPCC) lokal serta pengembang proyek menjadi lebih sederhana. Peluncuran U-Solar 2.0 ini sekaligus berperan untuk membantu percepatan transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon.
Program U-Solar yang telah diluncurkan pertama kali pada 2019 lalu ini adalah platform pembiayaan energi surya terintegrasi pertama di Asia, yang mana telah mendorong pengembangan dan adopsi energi terbarukan dalam bentuk energi surya di seluruh kawasan Asia Tenggara. U-Solar 2.0 sendiri menawarkan dukungan end-to-end yang lebih komprehensif pada seluruh rantai nilai dalam memberdayakan sektor tenaga surya bagi pelaku usaha maupun hunian individu, untuk meningkatkan efisiensi biaya hingga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon.
Sejumlah keuntungan yang ditawarkan, antara lain efisiensi biaya listrik hingga puluhan persen, pengurangan jejak karbon dalam menciptakan lingkungan yang lebih asri, reputasi sebagai perusahaan ramah lingkungan, layanan energi surya yang menyeluruh, pembiayaan yang fleksibel, serta mitra kontraktor terpercaya. UOB Indonesia sendiri telah menggandeng sejumlah mitra kontraktor penyedia jasa energi terbarukan ternama, antara lain PT Optima Daya Energi (Innisolar), PT Selaras Daya Utama (SEDAYU) Energi, dan TML Energi.
Baca juga: Bursa Karbon Meluncur September 2023, OJK Kejar POJK
“Sejak diluncurkannya U-Solar pada 2019, kita telah membantu untuk mereduksi sekitar 400.000 ton CO2 di kawasan, yang mana setara dengan pengurangan sekitar 90.000-an kendaraan BBM setiap tahunnya, serta setara dengan penanaman 6,7 juta bibit pohon yang ditanam selama 10 tahun,” ujar Wasistho Soerono selaku FVP Sector Solutions Wholesale Banking UOB, di Jakarta, Selasa, 25 Juli 2023.
Sementara itu, menurut Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia, Harapman Kasan, kesadaran akan penerapan bisnis berkelanjutan di kalangan pelaku bisnis sudah mencapai hampir 100%. Hal ini dilandasi oleh survei UOB Business Outlook Study yang dilakukan baru-baru ini terhadap 530 pelaku bisnis UMKM dan korporasi besar di Indonesia, dimana 97%-nya telah menempatkan aspek keberlanjutan sebagai prioritas utama. Sementara 47% pelaku usaha mengatakan sudah menerapkan praktik keberlanjutan dalam bisnisnya.
“Jadi, kalau kita lihat seperti ini, potensi bisnis berkelanjutan ini sangat besar sekali ke depan. Karena sudah ada awareness dan 47% dari pebisnis itu akan merencanakan sesuatu terkait bisnis berkelanjutannya di waktu mendatang,” terang Harapman.
Sebagai informasi, program U-Solar UOB telah tersedia di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dengan dampak positif telah diberikan kepada lebih dari 200 perusahaan dan 1.700 pemilik rumah dengan memfasilitasi transisi mereka ke tenaga surya. (*) Steven Widjaja