Laku Keras, Penjualan SBR012 Tembus Rp22,18 Triliun

Laku Keras, Penjualan SBR012 Tembus Rp22,18 Triliun

Jakarta – Penerbitan surat berharga negara (SBN) SBR012-T2 dan SBR012-T4 mendapat antusias sangat tinggi dari masyarakat. Berdasarkan penutupan penjualan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pengelolaan Biaya dan Risiko, tercatat hasil penjualan pertama tahun ini menembus angka Rp22,18 triliun.

“Animo masyarakat untuk membeli SBR012-T2 dan SBR012-T4 sangat tinggi. Total pemesanan pembelian masing-masing sebesar Rp16,73 triliun untuk seri SBR012 T2 dan Rp5,45 triliun untuk seri SBR012 T4,” kata Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan, dikutip Selasa, 14 Februari 2023.

Secara keselurahan jumlah investor yang melakukan pemesanan kedua seri SBR tersebut mencapai 62.375 investor. Rinciannya, ada 48.618 investor yang berinvestasi SBR012-T2, dengan 20.400 atau 42% merupakan investor baru. Sedangkan untuk SBR dengan tenor empat tahun berasal dari 19.785 investor, dengan 7.395 atau 37,4% merupakan investor baru.

Sementara, untuk pemesanan SBR012-T2 dan SBR012-T4 dengan nominal Rp1 juta mencapai 4.625 investor, dengan rincian 2.643 investor pada SBR tenor dua tahun dan 1.982 investor dengan tenor empat tahun. “Angka ini menjadi yang tertinggi sepanjang penerbitan SBN ritel online,” tambah Deni.

Asal tahu saja, seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 merupakan seri SBN pertama yang diterbitkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko pada tahun ini.

Pada 2023, pemerintah menaikkan target penerbitan SBN Ritel sebesar Rp130 triliun melalui seri Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Savings Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).

Pemerintah mulai menawarkan SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 dengan total target awal Rp10 triliun. Di luar dugaan, minat investor SBR kedua seri tersebut telah melebihi target pemesanan. “Pembelian SBR012-T2 dan SBR012-T4 mengalami oversubscribe hingga 2,2 kali dari target awal sebesar Rp10 triliun,” tutup Deni. (*) Galih

Related Posts

News Update

Top News