Jakarta – Dalam perdagangan akhir pekan ini, nilai tukar rupiah diprediksi masih akan melemah tipis terhadap dolar as, imbas dari data eksternal khususnya Amerika Serikat yang menekan rupiah.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menjelaskan, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik brutokuartal III meningkat pada tingkat tahunan 2,1%, dibandingkan dengan 1,9%. Dalam laporan terpisah, barang tahan lama juga naik 0,6% setelah jatuh 1,4% di bulan sebelumnya.
Dengan mengacu data tersebut tentu akan mendukung perkiraan pasar bahwa The Fed akan menghentikan siklus penurunan suku bunga acuan untuk sementara waktu.
“Mengutip CME Fedwatch, prediksi Federal Funds Rate bertahan di 1,5-1,75% dalam rapat The Fed 11 Desember mencapai 94,8%. Naik dari sehari sebelumnya yaitu 94,1%,” kata Ibrahim kepada infobanknews di Jakarta, Jumat 29 November 2019.
Dengan begitu pihaknya memproyeksikan range nilai tukar rupiah pada hari ini akan bergerak pada kisaran level 14.070/US$ hingga 14.120/US$.
Sebagai informasi, pada pembukaan perdagangan hari ini (29/11) Kurs Rupiah berada di level Rp14.092/US$ posisi tersebut menguat tipis bila dibandingkan pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (28/11) yang masih berada di level Rp14.099/US$.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (29/11) kurs rupiah berada pada posisi Rp14.102/ US$ terlihat melemah dari posisi Rp14.099/ US$ pada perdagangan kemarin (28/11). (*)
Editor: Rezkiana Np