Perbankan

Lagi, Goldman Sachs Berencana Pangkas 4.000 Karyawannya di Januari 2023

Jakarta – Bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs, dikabarkan akan kembali memangkas sekitar 4.000 atau 8% dari total jumlah karyawan yang dimilikinya pada Januari 2023. Kondisi perekonomian global yang makin sulit menjadi alasan kebijakan PHK ini.

Kebijakan PHK tersebut akan menimpa setiap divisi di Goldman Sachs menurut sumber yang didapat CNBC, seperti dikutip Selasa, 20 Desember 2022. Kebijakan PHK ini dilakukan menjelang rapat pemegang saham, dimana jajaran manajemen diharapkan untuk menyajikan target kinerja.

Kebijakan PHK itu kemudian disinyalir sebagai cara korporasi untuk menghemat uang bonus yang biasa diberikan setiap bulan Januari. Kebijakan PHK Goldman Sachs ini sekaligus menjadi PHK terbesar yang dilakukan di industri perbankan AS.

Sebelumnya, Goldman telah melakukan PHK terhadap ratusan pegawainya di bulan September kemarin. Kebijakan PHK yang dilakukan Goldman saat itu menjadi kebijakan PHK massal pertama yang dilakukan korporasi besar AS. Tidak lama berselang, giliran Citigroup dan Barclays yang kemudian melakukan PHK massal dengan skala sedang. Yang kemudian diikuti lagi oleh Morgan Stanley yang memberhentikan sekitar 1.600 atau 2% dari total 81.567 karyawannya pada awal Desember ini.

“Banyak perusahaan harus kembali ke konsep ideal jumlah pegawai, dan menyesuaikan ukuran organisasi mereka. Ini dilakukan bukan hanya oleh Goldman,” ungkap Karp selaku CEO the Options Group, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 20 Desember 2022.

“Sebelumnya, perusahaan-perusahaan melakukan rekrutmen besar-besaran. Dan sekarang, mereka harus melakukan pemangkasan jumlah pegawai besar-besaran juga,” tambah Karp.

Goldman sebelumnya berada pada fase rekrutmen besar-besaran. Goldman tercatat memiliki 49.100 pegawai per 30 September kemarin, meningkat 14% dibanding setahun sebelumnya.

CEO Goldman Sachs, David Solomon, mengindikasikan bahwa dirinya akan mengendalikan pengeluaran korporasi di sebuah konferensi untuk perusahaan keuangan beberapa waktu lalu.

“Kami terus menemui hambatan pada jalur pengeluaran kami, terutama dalam jangka waktu dekat,” ucap David. “Kami telah merancang beberapa rencana mitigasi pengeluaran, tapi itu membutuhkan waktu untuk melihat hasilnya. Pada akhirnya, kami akan tetap gesit dan melakukan pengukuran terhadap perusahaan untuk menciptakan kumpulan peluang,” jelasnya. Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

BSI Kucurkan Bantuan Rp590 Juta untuk Pesantren dan Anak Yatim di Sumbar

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa… Read More

9 hours ago

Kinerja APBN Januari 2025 Tertekan, Komisi XI Bilang Begini

Jakarta - Kementerian Keuangan akhirnya mengumumkan kinerja APBN hingga Februari 2025. Biasanya, laporan kinerja APBN… Read More

12 hours ago

Antisipasi Lonjakan Pemudik, KCIC Perpanjang Penjualan Tiket Whoosh

Jakarta - Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan perjalanan selama libur Lebaran, PT Kereta… Read More

12 hours ago

Aliran Modal Asing Rp10,15 T Kabur dari RI Selama Sepekan, BI Cermati Pasar Keuangan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada awal Maret 2025, aliran modal asing keluar… Read More

15 hours ago

Cek! Begini Gerak Saham Indeks INFOBANK15 Selama Sepekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat lalu (14/3) kembali ditutup merosot… Read More

17 hours ago

Berikut 5 Saham Penyebab IHSG Loyo dalam Sepekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan 10-14 Maret 2025 mengalami penurunan sebesar… Read More

17 hours ago