Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatatkan aliran modal asing keluar (capital outflow) dari Indonesia hingga minggu keempat November 2021 dengan total sebesar Rp1,29 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 22-25 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp1,29 triliun,” jelas Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono seperti dikutip 26 November 2021.
Lebih lanjut, Erwin menjelaskan, aliran modal asing keluar paling besar berasal dari aksi jual neto Surat Berharga Negara sebesar Rp1,77 triliun. Aksi ini juga diikuti dengan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,48 triliun.
Jika diakumulasikan, aliran modal asing selama Januari hingga minggu keempat November 2021 keluar melalui aksi nonresiden jual neto sebesar Rp18,59 triliun. Sebagai informasi, Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 79,88 bps per 25 November 2021 dari 76,96 bps per 19 November 2021.
Sementara itu berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV November 2021, perkembangan harga pada November 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,34% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender sebesar 1,27% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,72% (yoy).
Penyumbang utama inflasi November 2021 sampai dengan minggu IV yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,10% (mtm), minyak goreng sebesar 0,08% (mtm), cabai merah sebesar 0,06% (mtm), emas perhiasan sebesar 0,02% (mtm), sawi hijau, bayam, daging ayam ras, sabun detergen bubuk, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sedangkan, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain bawang merah dan tomat masing masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,01% (mtm). (*)
Editor: Rezkiana Np