Dengan capaian tersebut, pendapatan bunga bersih bank berkode saham BBTN ini tumbuh 13,84 persen dari Rp1,79 triliun pada akhir Maret 2016, menjadi Rp2,04 triliun di akhir Maret 2017. Pendapatan operasional BTN pun naik 36,79 persen dengan penopang terbesar berasal dari pendapatan komisi, provisi, dan administrasi yang tumbuh sebesar 27,38 persen.
Menurut Maryono, pendapatan bunga BTN ditopang pertumbuhan total kredit dan pembiayaan BTN yang naik sebesar 18,71 persen dalam setahunan menjadi Rp169,69 triliun. Posisi pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional yang sebesar 8,4 persen per Februari tahun ini.
Baca juga: Program Serbu Berhasil Kerek Naik Dana Murah BTN
Di sisi lain, pertumbuhan DPK pun menanjak di level 20,02 persen menjadi Rp157,42 triliun. Sedangkan, bank sentral mencatat DPK secara industri hanya tumbuh 8,9 persen per Februari 2017. Pertumbuhan giro, lanjut Maryono, menjadi pendorong terbesar peningkatan dana BTN dengan kenaikan sebesar 29,36 persen. Sementara itu, deposito dan tabungan masing-masing meningkat 21,59 persen dan 5,85 persen.
Adapun rasio keuangan lainnya tercatat rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy ratio (CAR) naik dari 16,5 persen menjadi 18,9 persen pada kuartal I-2017. Loan to deposit ratio (LDR) BTN pun membaik dari 108,98 persen menjadi 107,79 persen. Sedangkan net interest margin (NIM) BBTN berada di level 4,32 persen. (*)