Laba PermataBank Melonjak 131%

Laba PermataBank Melonjak 131%

Jakarta — PT Bank Permata Tbk (PermataBank) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp377 miliar hingga kuartal I-2019, atau meningkat 131 persen dalam setahunan (YoY) yang disertai perbaikan kualitas kredit.

Direktur Utama PermataBank Ridha DM Wirakusumah menyebutkan, perbaikan kualitas kredit yang positif ini telah berhasll menurunkan kebutuhan biaya pencadangan kredit sebesar 71 persen menjadi sebesar Rp133 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar Rp465 miliar.

“Di kuartal pertama, kinerja Bank meningkat signifikan terlihat dari pencapaian laba operasional, peningkatan kualitas kredit dari rasio NPL yang membaik. Seluruh pencapaian ini menjadi fondasi yang penting untuk pertumbuhan berkelanjutan kedepannya,” kata Ridha saat menghadiri RUPST PermataBank di Jakarta, Selasa, 23 April 2019

Dirinya menyebutkan, penurunan biaya pencadangan kredit merupakan hasil dari upaya Bank untuk menyelesaikan kredit bermasalah, baik melalui upaya penyelesaian, restrukturisasi maupun likuidasi.

Sejalan dengan hal ini, secara umum portofolio kredit menunjukkan kualitas yang semakin sehat disamping terus mendorong pertumbuhan kredit PermataBank yang berfokus pada kredit berkualitas baik.

Terkait dengan peningkatan laba bersih setelah pajak, rasio Return on Equity mengalami peningkatan secara signifikan menjadi 7,6 persen pada akhir Maret 2019 dari sebelumnya 4 persen di periode yang sama tahun lalu.

Sementara untuk posisi Net lnterest Margin (NIM) Bank tercatat sebesar 4 persen, meningkat dibandingkan posisi Maret 2018 sebesar 3,9 persen dan relatif stabil dibandingkan Desember 2018. Sementara pendapatan bunga bersih mengalami sedikit peningkatan sebesar 2 persen YoY menjadi Rp1,39 triliun pada akhir Q1 2019.

Kenaikan NIM, diklaim Ridha sejalan dengan upaya PermataBank untuk mengelola cost of funds secara efisien walaupun terjadi peningkatan suku bunga di pasar.

Untuk rasio BOPO Bank menunjukkan perbaikan di Maret 2019 menjadi 88 persen dibandingkan 95 persen di periode yang sama tahun lalu atau sebesar 93 perse pada posisi Desember 2018.

“Hal ini sejalan upaya PermataBank untuk terus disiplin dalam menurunkan biaya pencadangan kredit dan mengelola biaya operasional secara efisien sehingga dapat dijaga pada level yang relatif stabil ditengah berbagai investasi yang dilakukan Bank dan tekanan inflasi,” tutup Ridha. (*)

Related Posts

News Update

Top News