Jakarta – PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatatkan net asset value (NAV) sebesar Rp60,9 triliun di 2022 atau tumbuh 8% dari Rp56,3 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur Saratoga, Michael William P. Soeryadjaya menjelaskan bahwa di tahun 2022 dividen yang diperoleh dari perusahaan portofolio mencapai Rp2,6 triliun atau meningkat 57% secara tahunan.
“Kami menyampaikan apresiasi atas kinerja luar biasa portofolio investasi seperti ADRO, MDKA, TBIG, MPMX dan portofolio lainnya, sehingga berhasil mengoptimalkan peluang bisnis yang ada dan menghasilkan setoran dividen yang menjadi rekor sepanjang usia Saratoga,” ucap Michael dikutip 13 Maret 2023.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa berdasarkan dua hal tersebut telah membuktikan sumber daya manusia (SDM) Saratoga mampu mengembangkan strategi investasi perusahaan ditengah situasi ekonomi yang penuh tekanan dan pasar modal yang volatile pada tahun 2022.
Meski demikian, laba bersih emiten milik Sandiaga Uno ini tercatat mengalami penurunan sangat dalam, yang tercatat sebesar Rp4,62 triliun di tahun 2022, atau anjlok 81,43% dibandingkan dengan tahun 2021 yang sebesar Rp24,89 triliun.
Turunnya laba bersih tersebut lebih disebabkan oleh penurunan keuntungan bersih atas investasi pada saham dan efek ekuitas lain yang merosot 84,75% menjadi Rp3,72 triliun di tahun lalu.
Di sisi lain, Saratoga berhasil memangkas nilai utang menjadi Rp1,6 triliun atau turun lebih dari 60% dibandingkan tahun 2021 yang menyebabkan utang bersih perusahaan berada di posisi yang cukup rendah, yaitu sebesar Rp688 miliar.
“Berkat manajemen cashflow yang solid dan terukur, Saratoga saat ini memiliki ruang yang terbuka lebar untuk mengoptimalkan setiap peluang investasi yang sesuai dengan DNA investasi perusahaan,” imbuhnya.
Adapun, Direktur Investasi Saratoga, Devin Wirawan pun menambahkan bahwa, pada tahun 2022 manajemen berhasil menjaga rasio biaya operasional dan pinjaman pada batas yang sehat.
“Pada tahun 2022 rasio biaya operasional terhadap NAV sebesar 0,4%, sementara rasio pinjaman terhadap NAV turun menjadi 1,1% dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 5,8%,” ujar Devin. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra