Jakarta – PT Bank Danamon Indonesia Tbk, hingga semester I-2020 membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp845 miliar. Laba bersih tersebut turun 53,4% dari semester I-2019 yang tercatat Rp1,81 triliun.
“Di tengah kondisi yang menantang ini, kami telah memperkokoh pondasi dengan likuiditas yang stabil dan komposisi pendanaan yang lebih sehat, diperkuat oleh tingkat permodalan yang tinggi dan mampu membawa kami menjadi Bank BUKU 4 serta mempersiapkan kami dalam menghadapi tantangan ekonomi,” kata Yasushi Itagaki selaku Direktur Utama Danamon dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 30 Juli 2020.
Meskipun begitu, dengan didukung oleh kolaborasi yang kuat dengan MUFG, Bank Danamon mencatat pertumbuhan pada pendapatan operasional dan laba operasional sebelum provisi masing-masing 6% dan 15% dibandingkan setahun yang lalu.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan 16% pada kredit di segmen Enterprise Banking dan pertumbuhan 18% pada fee based income, jika dibandingkan setahun sebelumnya. Sementara itu, rasio biaya terhadap pendapatan (Cost-to-income ratio) berada pada 46%, membaik 4,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, pada semester pertama tahun ini, Bank Danamon berhasil memperkuat pendanaan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan 14% dibanding tahun sebelumnya pada Giro dan Tabungan (Current Account and Savings Account/CASA) menjadi Rp 62,1 triliun, sehingga rasio CASA meningkat menjadi 53,2% dari 46,4% pada periode yang sama tahun lalu.
“Kami akan terus memanfaatkan pondasi kuat ini dan sinergi dengan MUFG dalam perjalanan mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, sembari bersiap untuk kondisi ekonomi kembali pulih,” ucap Yasushi Itagaki.
Dirinya menambahkan, untuk portofolio Kredit di Segmen Utama yakni segmen Enterprise Banking yang terdiri dari segmen Perbankan Korporasi, Perbankan Komersial dan Institusi Keuangan atau EB & FI naik 16% menjadi Rp51,2 triliun, pertumbuhan ini didukung oleh kolaborasi dengan MUFG.
Segmen Perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kredit Consumer Mortgage masing-masing berada pada Rp27,3 triliun dan Rp8,7 triliun pada akhir Juni 2020. Sementara untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance mencatat pembiayaan total sebesar Rp50,4 triliun pada semester pertama tahun ini, di tengah perlambatan pada industri otomotif. Sedangkan total portofolio kredit dan trade finance tercatat sebesar Rp142,7 triliun pada akhir Juni 2020.
Bank Danamon juga menjaga penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kualitas aset melalui pelaksanaan prosedur penilaian risiko, serta proses collection dan recovery kredit yang disiplin. Rasio kredit bermasalah atau NPL pada akhir semester pertama 2020 tercatat di posisi 4,1%. Bank Danamon terus menjaga pencadangan yang cukup dan pada saat yang sama membantu nasabah yang terkena dampak COVID-19 melalui restrukturisasi kredit.
Pendapatan komisi atau fee income tumbuh 18% dibandingkan setahun sebelumnya menjadi Rp1,96 triliun. Kenaikan ini didukung oleh pertumbuhan dari Bancassurance dan jasa wealth management serta keuntungan kegiatan treasuri melalui perdagangan marketable securities dan valuta asing yang tumbuh 134%.
Bank Danamon terus fokus terhadap pendanaan granular yang ditunjukkan dengan pertumbuhan 19% pada giro dan tabungan (CASA) dan TD regular. CASA naik 14% menjadi Rp62 triliun, dengan demikian CASA mencakup lebih dari setengah total dana pihak ketiga Bank Danamon dengan rasio CASA sebesar 53,2%. Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) atau Macroprudential Intermediation Ratio pada posisi 95,1% pada akhir semester pertama 2020 sejalan dengan target likuiditas yang ditetapkan manajemen.
Rasio kecukupan modal Bank Danamon (capital adequacy ratio/CAR) tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya setelah penetapan status sebagai Bank BUKU 4. CAR konsolidasian tercatat pada 23,4 % pada akhir Juni 2020. (*)
Editor: Rezkiana Np