Jakarta – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPN Syariah) berhasil mencetak laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp449 miliar, atau tumbuh 53,4% dibandingkan dengan perolehan diperiode sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi perusahaan, Selasa, 17 Juli 2018, kinerja tersebut ditopang oleh pembiayaan yang hingga akhir Juni 2018, mencapai Rp6,87 triliun, atau tumbuh 19,1% (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp5,77 triliun.
Disisi lain manajemen juga tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang tecermin pada tingkat rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF sebesar 1,7% (gross).
Bisnis model yang dikembangkan BTPN Syariah sendiri dalam melayani segmen masyarakat prasejahtera produktif mendapatkan respon positif.
Baca juga: Laba BTPN Melonjak 17% di Semester I 2017
Hal ini tecermin pada jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp7,02 triliun, tumbuh 17,8% (yoy) dari posisi Juni 2017 sebesar Rp5,96 triliun.
Pengumpulan DPK ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan pembiayaan sehingga rasio likuiditas atau financing to deposit ratio (FDR) sebesar 97,9%.
Dengan berbagai pencapaian tersebut, BTPN Syariah mencatat kenaikan aset sebesar 32,5% menjadi Rp10,73 triliun per akhir luni 2018. Dan Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 369%. (*)