Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) optimis laba Semester I 2018 ini bisa tumbuh diatas 100%. Hal itu ditopang oleh bisnis yang baik saat ini, mulai dari penyaluran kredit maupun perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK).
“Semester I 2018 proyeksi kita laba bisa tumbuh diatas 100%,” kata Direktur Utama BRI Agro, Agus Noorsanto di kantornya, Rabu, 18 Juli 2018.
Sayangnya, Agus sendiri belum bisa menjelaskan lebih detil berapa laba yang akan dipublikasi tanggal 30 Juli 2018 tersebut. Ia optimis karena dari sisi kredit dan DPK, BRI Agro tumbuh 44%.
Dengan pencapaian itu aset, kemungkinan besar tumbuh 50%. Sedangkan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) secara gross dijaga dibawah 2,5%.
Sekedar informasi, sampai dengan Maret 2018 sendiri BRI Agro berhasil membukukan laba sebesar Rp68 miliar. Angka ini meningkat 86,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp36 miliar.
Hingga saat ini struktur kepemilikan saham Perseroan dikuasai oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebesar 87.18%, sedangkan 6,31 % dimiliki oleh Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) dan 6,51 % dimiliki oleh Masyarakat Publik.
Saat ini Perseroan telah memiliki 18 Kantor Cabang, 20 Kantor Cabang Pembantu, 4 Kantor Kas ang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia dan dapat bertransaksi di seluruh ATM BRI, ATM Link. Ke depan Perseroan akan terus ekspansi memperluas Jaringan Kantor Operasionalnnya maupun jenis Produk dan Layanan Jasanya. (*)
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (22/11) ditutup… Read More
Jakarta – Maya Watono resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama (Dirut) Holding BUMN sektor aviasi dan… Read More
Jakarta - PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp158,60… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tegas melaksanakan langkah-langkah pengawasan secara ketat terhadap PT… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (22/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Rupiah berpeluang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat ketegangan geopolitik Ukraina dan Rusia… Read More