Jakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp466 miliar pada 2023. Raihan itu mengalami kenaikan 11,6 persen year on year (yoy) ketimbang pencapaian tahun sebelumnya sebesar Rp418 miliar.
Sepanjang 2023, special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di bidang pembiayaan sektor perumahan ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,09 triliun. Angka itu tumbuh 17,32 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,78 triliun.
Pencapaian itu disokong oleh kegiatan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp13,09 triliun. Perseroan mengakhir tahun kerja 2023 dengan total aset sebesar Rp45,71 triliun. Asetnya mengembang 38,69 persen.
Adapun terhitung sejak 2005 hingga 2023, SMF mencatatkan akumulasi penyaluran dana ke sektor perumahan sebesar Rp103,75 triliun.
Baca juga: Dukung UMKM Pariwisata, SMF Genjot Program Pembiayaan Homestay
Sementara dari sisi funding, selama 2023, SMF telah menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total sebesar Rp6,85 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap IV, Obligasi PUB VII Tahap I, Sukuk Musyarakah PUB I Tahap I, Obligasi PUB VII Tahap II, Obligasi Berwawasan Sosial PUB I Tahap I, dan Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial PUB I Tahap I.
Sampai dengan akhir tahun 2023, posisi (outstanding) surat utang dan sukuk SMF mencapai Rp19,35 triliun dan oustanding pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,90 triliun.
Bila diakumulasi, SMF sejak tahun 2009 hingga akhir 2023, SMF sudah menerbitkan surat utang sebanyak 57 kali, dengan total nominal Rp57,27 triliun. Rinciannya, 44 kali penerbitan obligasi dan sukuk sebesar Rp52,48 triliun, 12 kali Medium Term Notes (MTN) sebesar Rp4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
Tahun lalu, perseroan juga menerbitkan obligasi dan sukuk berwawasan sosial atau social bond. SMF menerbitkan obligasi berwawasan sosial sebesar Rp500 miliar, serta sukuk berwawasan sosial sebesar Rp200 miliar. Penerbitan pertama di Indonesia ini juga sebagai wujud komitmen SMF dalam mengembangkan ESG (Environment, Social, and Governance).
Sedangkan untuk transaksi sekuritisasi, total nilai akumulatif yang dicatatkan SMF sejak 2009 sampai 2023 mencapai Rp14,21 triliun. Tahun lalu, SMF melakukan sekuritiasi dengan BTN dengan nilai transaksi Rp600 miliar, serta dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) untuk menerbitkan Efek Beragunan Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi(EBAS-SP) dengan underlying asset KPR iB BSI, yang merupakan pertama di Indonesia dengan nilai transaksi Rp325 miliar.
“Ini bertujuan untuk mendukung pertumbuhan pasar pembiayaan perumahan di Indonesia untuk mewujudkan kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” terang Ananta Wiyogo, Direktur Utama SMF dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 4 April 2024.
Ananta menambahkan, bahwa dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 2 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP) yang terbagi atas 85,11 persen wilayah barat, 13,91 persen wilayah tengah, dan sisanya sebesar 0,59 persen wilayah timur.
Baca juga: Bos BTN Godok Skema Pembiayaan KPR Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran
Adapun terkait rencana strategis tahun ini, Ananta menegaskan SMF akan terus mengoptimalkan perannya dalam mendorong perkembangan pembiayaan sektor perumahan melalui kegiatan usaha yang efektif dan berkelanjutan.
“SMF berkomitmen untuk mendorong pembiayaan di sektor perumahan dengan berkontribusi secara aktif melalui kegiatan usaha yang efektif dan berkelanjutan, sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor perumahan yang berkelanjutan,” tutupnya. (*) Ari Astriawan